Meminta Kembali Barang yang Sudah Diberikan

 
Meminta Kembali Barang yang Sudah Diberikan

PERTANYAAN :

Assalamu'alaikum,

1.Bagaimana hukum nya meminta kembali barang yang telah diberikan? Yang terkadang barang nya telah habis, rusak atao hilang. Deskripsi : si A memberikan barang kepada si B setelah beberapa bulan mereka renggang. Dan karena kesel si A meminta kembali barang yang telah diberikan ke B.

2.Apakah yang seperti ini dinyatakan memakan bangkai sendri ? maaf bukan cinta ato keperawanan yang saya maksud adalah barang misal makanan, Uang Dan barang-barang semacam baju dan elektronik, bukan juga ketika tunangan tapi lebih umum seperti teman atau pacaran atau saudara. 

 

JAWABAN :

Wa alaikumus salaamw arohmatulloh. Hibbah tidak bisa diminta lagi, kecuali hibbah dari orang tua pada anaknya.

(وإذا قبضها الموهوب له لم يكن للواهب أ ن يرجع فيها إلا أن يكون والداً) وإن علا

 

Keterangan, dalam kitab:

- Roudhotut Tholibin :

روضة الطالبين أبو زكريا يحيى بن شرف النووي

الموهوب ، إما أن لا يكون باقيا في سلطنة المتهب ، وإما أن يكون . القسم الأول : أن لا يكون بأن أتلف ، أو زال ملكه عنه ببيع ، أو غيره ، أو وقفه ، أو أعتقه ، أو كاتبه ، أو استولدها ، أو وهبه وأقبضه ، أو رهنه وأقبضه ، فلا رجوع له ، ولا قيمة أيضا

 

Barang yang diberikan itu ada kalanya tidak langgeng di tangan orang yang diberi dan ada kalanya masih tetap ada, bagian petama, yang tidak langgeng misalnya menjadi rusak atau hilang kepemilikan sebab dijual atau yang lainnya sebab diwakafkan, sebab dimerdekakan, sebab di-akadi mukatab, sebab diberikan lagi atau sebab digadaikan maka tidak boleh diminta kembali dan juga tidak ada ganti rugi.

 

.حدثنا حامد بن عمر حدثنا أبو عوانة عن حصين عن عامر قال سمعت النعمان بن بشير رضي الله عنهما وهو على المنبر يقول: أعطاني أبي عطية فقالت عمرة بنت رواحة لا أرضى حتى تشهد رسول الله صلى الله عليه و سلم فأتى رسول الله صلى الله عليه و سلم فقال إني أعطيت ابني من عمرة بنت رواحة عطية فأمرتني أن أشهدك يا رسول الله قال ( أعطيت سائر ولدك مثل هذا ) . قال لا قال ( فاتقوا الله واعدلوا بين أولادكم ) . قال فرجع فرد عطيته

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Hamid bin 'Umar telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Hushain dari 'Amir berkata; aku mendengar An Nu'man bin Basyir radliallahu 'anhuma berkhutbah diatas mimbar, katanya: Bapakku memberiku sebuah hadiah (pemberian tanpa imbalan). Maka 'Amrah binti Rawahah berkata; Aku tidak rela sampai kamu mempersaksikannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka bapakku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata: Aku memberi anakku sebuah hadiah yang berasal dari 'Amrah binti Rawahah, namun dia memerintahkan aku agar aku mempersaksikannya kepada anda, wahai Rasulullah. Beliau bertanya : Apakah semua anakmu kamu beri hadiah seperti ini ?. Dia menjawab : Tidak. Beliau bersabda : Bertaqwalah kalian kepada Allah dan berbuat adillah diantara anak-anak kalian. An-Nu'man berkata: Maka dia kembali dan Beliau menolak pemberian bapakku. (HR. Bukhori No. 2447 Juz 2 Halaman 914)

 

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ لَنَا مَثَلُ السُّوءِ الْعَائِدُ فِي هِبَتِهِ كَالْكَلْبِ يَعُودُ فِي قَيْئِهِ

 

Artinya : telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi menceritakan kepada kami, Ayyub menceritakan kepada kami, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Kami tidak memiliki contoh yang buruk; Orang yang mengambil kembali pemberiannya seperti anjing yang menjilat muntahnya sendiri". (HR. Tirmidzi No. 1298)

 

قال وفي الباب عن ابن عمر عن النبي صلى الله عليه و سلم أنه قال لا يحل لأحد أن يعطي عطية فيرجع فيها إلا الوالد فيما يعطي ولده صحيح

 

Artinya : Ia (Tirmidzi) berkata, "Pada bab ini ada riwayat lain dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidak halal bagi seseorang memberi suatu pemberian lalu ia mengambilnya kembali, kecuali orangtua, dia boleh mengambil kembali apayang telah diberikan kepada anaknya". (Lihat Kitab Sunan Tirmidzi Juz 3 Halaman 592).

 

قال أبو عيسى حديث ابن عباس رضي الله عنهما حديث حسن صحيح والعلم على هذا الحديث عند بعض أهل العلم من بعض أصحاب النبي صلى الله عليه و سلم وغيرهم قالوا من وهب هبة لذي رحم محرم فليس له أن يرجع فيها ومن وهب هبة لغير ذي رحم محرم فله أن يرجع فيها ما لم يثب منها وهو قول الثوري وقال الشافعي لا يحل لأحد أن يعطي عطية فيرجع فيها إلا الوالد فيما يعطي ولده واحتج الشافعي بحديث عبد الله بن عمرو عن النبي صلى الله عليه و سلم قال لا يحل لأحد أن يعطي عطية فيرجع فيها إلا الوالد فيما يعطي ولده صحيح

 

Artinya : Abu Isa (Tirmidzi) berkata, "Hadits Ibnu Abbas ini adalah hasan shahih". Para ulama dari sahabat nabi dan yang lainnya mengamalkan hadits ini: mereka berkata, "Orang yang memberi suatu pemberian kepada mahramnya (keluarga yang haram menikah dengannya), boleh mengambil kembali pemberian tersebut, sementara orang yang memberi suatu pemberian kepada orang lain yang bukan mahramnya, maka ia tidak boleh mengambil kembali pemberian tersebut. Demikian pula pendapat Ats-Tsauri. Asy-Syafi'i berkata, "Tidak halal bagi seseorang yang memberi suatu pemberian. lalu mengambilnya kembali. kecuali orangtua, dia boleh mengambil apa yang telah diberikan kepada anaknya." Asy-Syaffi berdalih dengan hadits Abdullah bin Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidak halal bagi seseorang memberikan snatu pemberian lalu mengambilnya kembali, kecuali orangtua. ia boleh mengambil kembali apayang telah diberikan kepada anaknya. (Lihat Kitab Sunan Tirmidzi Juz 3 Halaman 593).  Wallohu a'lam bis showab.

 

Sumber: Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah