BNPT Bersama FKPT Provinsi Bali Adakan Seminar Literasi Digital Sebagai Upaya Pencegahan Radikalisme

 
BNPT Bersama FKPT Provinsi Bali Adakan Seminar Literasi Digital Sebagai Upaya Pencegahan Radikalisme

LADUNI.ID | BALI - Dalam upaya pencegahan radikalisme dan terorisme di masyarakat, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Provinsi Bali menggelar seminar Literasi Digital bertempat di Hotel Kutabex  Senin (6/11).

Seminar ini mengangkat tema "Saring Sebelum Sharing," dihadiri oleh berbagai elemen termasuk para kaum milenial yang aktif sebagai Bloger, Youtuber, mahasiswa,pers kampus, pegiat dunia maya dan wartawan dari berbagai media.

Rahmat Suhendro, selaku Kasubdit Pengamanan Lingkungan Deputi Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT    memaparkan, pihaknya menghadirkan peserta yang kebanyakan dari kaum milenial untuk menggalang dukungan dan menghalau paham radikalisme dalam masyarakat.

Pihaknya meminta kepada para netizen agar menyaring terlebih dahulu informasi yang didapat, sebelum membagikan  ke media sosial.

"Kita berharap para kaum milenial ini mampu berpartisipasi dalam pencegahan paham radikal-terorisme melalui dunia maya,  sesuai dengan tema kita Saring sebelum Sharing," jelasnya.

Menurutnya lagi , di tahun 2018 saja ada sekitar 372 orang teroris yang ditangkap dan ditahan, 170 orang sedang dalam proses hukum dan 23 orang ditembak mati. Karena di dunia maya banyak berkeliaran konten radikalisme. maka dari itu output dari kegiatan ini untuk membangun kesadaran bagi kaum milenial, khususnya yang aktif di dunia maya dapat berpartisipasi dalam pencegahan radikalisme di media sosial. 

“Kita berharap para peserta kedepan mampu memproduksi konten-konten damai, toleransi dan positif yang mampu mengimbangi atau menghalau konten radikalisme agar warga dunia maya tidak terjangkit virus tersebut," tandasnya.

Hal senada disampaikan oleh Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Provinsi  Bali, I Putu Gede Jaya Suartama.  

Jaya menyampaikan bahwa para peserta diharapkan nanti bisa berkolaborasi dengan pemerintah melalui jaringan informasi Kesbangpol dalam deteksi dini paham radikal-terorisme di dunia maya.

“Bukan semata-mata pemerintah saja, tapi semua elemen masyarakat kita ajak, seperti pecalang, Babinkamtibmas dan Linmas, bahkan pecalang ini sudah kita ajak acara seperti ini tahun 2012. Mereka sudah ada forumnya Forum Pecalang Bali," ungkapnya.

Oleh I Putu Gede Jaya Suartama dikatakan, bahwa karena Pulau Bali yang merupakan icon pariwisata internasional, bisa saja para teroris ini  memilih Bali sebagai target karena terkenal di dunia internasional, karena mereka (red, teroris) itu butuh pencitraan.

"Fungsi pencegahannya paling tidak kita mengajak masyarakat untuk peduli lingkungan. Kenapa saya libatkan pecalang dan aparat desa, karena kuncinya ada di graaroot itu. Ini kita ajak dan ekspose karena orang yang ingin berbuat kekacauan itu cara berpikir mereka sudah jauh dan melalui media ini kita sampaikan ke masyarakat, kita sudah survey kita lakukan pemetaan di 8 Kabupaten itu akan kita kaji. Kita harapkan bisa memperkecil ruang gerak mereka," tegasnya. 

Seminar ini menghadirkan narasumber yang mumpuni dalam bidangnya, seperti Imam Wahyudi dari Dewan Pers yang berbicara tentang peran Dewan Pers dalam fungsi kontrol terhadap Media, Budihardjo perwakilan PWI Bali yang berbicara tentang saring sebelum sharing (bijak dalam bermedsos) dan lainnya.