Mensyukuri Warisan Nabi

 
Mensyukuri Warisan Nabi

Oleh Dr. Sri Suyanta (Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry)
LADUNI. Muhasabah 14 Rabiul Awal 1440

Saudaraku, berbicara seputar warisan, sejatinya tidak hanya pada harta dan tahta saja, tetapi juga nilai atau ilmu atau hal-hal yang dijunjung tinggi lainnya.

Warisan yang berbentuk harta dalam Islam dinamakan tirkah (peninggalan) yaitu sesuatu yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal, baik berupa uang atau materi lainya yang dibenarkan oleh syariat Islam untuk diwariskan kepada ahli warisnya. Dan tentang ini, Al-Qur’an dan Hadis sudah mengaturnya dengan rinci, siapa yang disebut ahli waris, dan pembagiannya untuk masing-masing secara adil dan proporsional.

Warisan dalam bentuk tahta agaknya mengikuti kearifan lokal dan sosiokultural dimana seseorang dilahirkan dan hidup. Bila bernasib dan bernasab dilahirkan dari keluarga berdarah biru, keturunan ningrat dan sosiokukturalnya mendukungnya, maka tahta senantiasa diwariskan oleh orangtua ke anak cucu.

Warisan dalam bentuk nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat biasanya seperti ilmu pengetahuan, kearifan, keluruhan budi pekerti hanya bisa dilakukan dengan pendidikan. Nah dalam konteks inilah kita diigingatkan pada sebuah riwayat dimana Rasulullah Nabi Muhammad saw bersabda, Aku telah tinggalkan pada kamu sekalian dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, yaitu Kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnahku (Al-Hadits).

Warisan yang ditinggalkan oleh Rasulullah Nabi Muhannad saw berupa Islam yang diatur dalam Al-Qur’an dan Sunnahnya sampai kepada kita karena ada proses alih nilai oleh antargenerasi, sejak dari para sahabat generasi salafu shalih sampai pada ulama mutaakhirin. Proses alih nilai inilah yang kita sebut dengan pendidikan atau dakwah.

Oleh karena itu sudah seharusnya kita mensyukuri warisan Rasulullah saw berupa Islam yang ajarannya bisa dibaca dalam Al-Qur’an dan sunnahnya, baik di hati, lisan maupun perbuatan nyata.

Pertama, bersyukur di hati dengan meyakini sepenuhnya bahwa Islam yang ajarannya terkandung dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis merupakan warisan abadi yang membahagiakan hidup dan kehidupan manusia.

Kedua mensyukuri warisan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul dengan memperbanyak mengucapkan alhamdulillahirabbil ‘alamin atas disyariatkanNya Islam dengan diturunkannya Al-Quran dan diutusNya Rasulullah saw.

Ketiga, nensyukuri warisan al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah dalam perbuatan nyata dengan senantiasa berpegang teguh pada keduanya.