Gus Baha: Bumi Ini Sebaiknya Diisi oleh Sekian Perbedaan

 
Gus Baha: Bumi Ini Sebaiknya Diisi oleh Sekian Perbedaan
Sumber Gambar: Walisongoonline.com ,Ilustrasi: laduni.id

Laduni.ID, Jakarta -   Cara pandang Imam Syadzily yang memudahkan mestinya perlu untuk menjadi rujukan yang dipegang. Implementasinya sebagaimana direkam di dalam kitab Al-Hikam. Kitab Al-Hikam ini bisa menjelaskan cara pandangnya Imam Syadzily.

Coba dipertanyakan kalau ada seseorang melakukan dosa besar, apakah kita marah karena melihat kesalahannya atau ada hal lain yang menyebabkan kita marah? Jangan-jangan kita marah itu pasti ada hal lain. Misalnya, karena bukan saudara atau bukan atasan. Jadi marahnya itu pasti karena ada hal lain. Dari sini perlu direnungkan kembali.

Dalam satu kisah, bisa kita lihat tentang Nabi Ibrahim saat diangkat di Alam Malakut. Ketika Nabi Ibrahim melihat orang-orang maksiat, beliau berkata “Ya Allah orang-orang yang maksiat itu makan dari rizkimu, bertempat di bumi mu dan mendapatkan semua fasilitas yang Engkau ciptakan.” Lalu Allah berkata, “Lalu bagaimana Ibrahim?” Ibrahim berkata, “bunuh saja Ya Allah”. Lalu Nabi Ibrahim melihat lagi ada maksiat, beliau mengusulkan lagi agar dibunuh lagi.

Kemudian suatu saat Allah berkata ke Ibrahim, “Wahai Ibrahim sembelihlah Ismail!” Nabi Ibrahim mengelak, “Ya Allah Ismail ini buah hati ku, kenapa harus disembelih?” Allah lalu berkata, “Apakah kamu tidak ingat, ketika kamu aku angkat ke alam malakut, beberapa hambaku kamu usulkan agar ia dimatikan.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN