4 Amalan Istimewa di Hari Jumat

 
4 Amalan Istimewa di Hari Jumat
Sumber Gambar: Unsplash.com, Ilustrasi: laduni.ID

 

Laduni.ID, Jakarta - Hari Jumat merupakan hari yang sangat istimewa. Setidaknya ada empat hal istimewa yang dapat diamalkan di hari istimewa ini.

Pertama, adalah bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana diriwayatkan di dalam Hadis, bahwa Rasulullah SAW berpesan kepada kita untuk memperbanyak shalawat. Beliau bersabda;

أَكثِروا عليَّ منَ الصَّلاةِ يومَ الْجُمْعَةِ 

 “Perbanyaklah shalawat kepadaku di hari Jumat.” (HR. Al-Baihaqi)

Di hari Jumat ini boleh saja kita menafikan dzikir yang lain, lalu fokus memperbanyak dzikir sholawat. Pada dasarnya hal tidak salah, karena Rasulullah SAW memang berpesan agar kita memperbanyak baca sholawat kepada beliau di hari Jumat. Kita bisa melakukan ini di sepanjang hari Jumat, di manapun kita berada. Kita membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW dengan menyelaraskan mulut dan hati kita. Kita hadirkan selalu Nabi Muhammad SAW.

Dalam bersholawat ini kita boleh menggunakan lafadh Sayyidina atau tidak menggunakan lafadh tersebut. Menggunakan lafadh panjang, atau lafadh yang pendek juga boleh. Intinya bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sebab semua sholawat yang dibaca ini pasti akan sampai kepada beliau.

Kedua, jangan lupa membaca Surat Al-Kahfi sampai akhir, 110 ayat. Jika merasa berat membaca sekaligus selesai satu surat, karena merasa belum biasa, maka boleh membagi bacaannya. Maksudnya adalah dengan membaca satu halaman di pagi hari, lalu sebelum sholat Jumat bisa dibaca dua halaman, selepas sholat Jumat juga dua halaman dan terakhir setelah Ashar diselesaikan sisa surat Al-Kahfi. Demikian ini boleh dilakukan kalau membaca sekaligus satu surat dirasa berat.

Lalu jika kita belum bisa membaca, boleh menyimak morattal, bisa melalu handphone atau alat lainnya. Orang yang menyimak Al-Quran sama pahalanya dengan yang membaca Al-Quran Al-Karim.

Ketiga, adalah membaca doa di sore hari. Ada satu jam di hari Jumat, barangsiapa yang berdoa di satu jam itu, ia tidak akan ditolak doanya.

Rasulullah SAW bersabda;

فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ إِلَّا اسْتُجِيْبَ لَهُ

“Di dalam hari Jumat itu, ada satu waktu yang barangsiapa dapat berdoa di waktu tersebut, maka ia akan mendapatkan ijabah doanya.” (HR. Imam Ahmad).

Artinya di sini tidak ditolak doanya oleh Allah SWT. Para ulama berbeda pemahaman terkait satu waktu itu. Dan dari kumpulan berbagai riwayat Hadis, satu jam yang paling kuat, untuk diterima doanya adalah satu jam akhir sore hari sebelum Maghrib.

Di Madinah banyak guru dan orang-orang yang sholeh di Masjid Nabawi. Ketika mereka sedang belajar ilmu atau diskusi, dan masuk waktu tersisa satu jam sebelum maghrib, maka saat itu semua ditinggalkan, lalu bergegas untuk menyibukan diri dengan berdoa dan berdzikir.

Keempat, adalah bersedekah sejak di waktu Subuh. Apalagi ketika setelah sholat berjamaah. Kalau kita perhatikan di dalam Al-Qur'an Allah sering mengaitkan infaq shadaqah dengan sholat. Contohnya di dalam Surat Al-Baqarah ayat 3;

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ

 “Orang-orang yang beriman kepada hal yang ghaib dan mendirikan sholat dan juga berinfaq dari sebagian rezeki mereka.”

Lalu di dalam Surat Al-Maidah ayat 55;

اِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوا الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَهُمْ رٰكِعُوْنَ

“Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman yang menegakkan sholat dan menunaikan zakat seraya tunduk (kepada Allah).”

Lalu di dalam Surat Fathir ayat 29;

اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَارَةً لَّنْ تَبُوْرَۙ

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur’an), menegakkan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan pernah rugi.”

Dari ayat-ayat ini kita bisa menggarisbawahi bahwa Allah mengaitkan infaq shodaqoh dengan sholat. Karenanya bisa diambil satu pelajaran bahwa salah satu cara Allah SWT memurahkan rezeki seorang itu dengan cara yang istimewa, yaitu dengan melakukan sedekah setiap setelah sholat. Apalagi di waktu Subuh, karena memang selepas subuh ada dua Malaikat yang berdoa;

اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

Dua Malaikat tersebut berdoa, yang satu mendoakan baik bagi orang yang berinfak di waktu Subuh; “Ya Allah berikan ganti, pada yang disedekahkan dengan berlipatganda”. Dan yang kedua adalah Malaikat yang mendoakan orang-orang yang kikir di waktu Subuh. Malaikat yang ini berdoa; “Ya Allah jangan berkahi hartanya orang yang tidak mau bersedekah.”

Dalam hal ini perlu dijelaskan juga bahwa kalau kita tidak mampu itu namanya udzur. Tetapi kalau kita sebenarnya mampu tetapi tidak membiasakan diri bersedekah, berhati-hatilah jangan sampai terkena doa Malaikat yang kedua itu. []


Sumber: Tulisan ini merupakan catatan yang diolah dan dikembangkan dari pengajian Syech Ali Jaber. Tim redaksi bertanggungjawab sepenuhnya atas uraian dan narasi di dalam tulisan ini.

____________________

Penulis: Athallah Hareldi

Editor: Hakim