Al-Qur’an Menggugat Pengakuan Yahudi dan Nasrani

 
Al-Qur’an Menggugat Pengakuan Yahudi dan Nasrani
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Umat Islam mempunyai semangat dalam menyebar kedamaian dan kebaikan. Arti dari Islam itu sendiri mengandung pengertian kedamaian dan keselamatan. Tentu bertolak belakang jika Islam dianggap sebagai penebar kebencian dan permusuhan.

Meskipun demikian, umat Islam ditegaskan di dalam Al-Qur’an bahwa yang paling baik di antara mereka adalah mereka yang paling bertakwa. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Al-Hujurat ayat 13,

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”

Dari sini ada penegasan bahwa yang paling utama di sisi Allah SWT, tidak lain adalah yang paling bertakwa bukan tentang yang lainnya, apalagi tentang keturunan.

Demikianlah penegasan Allah terkait dengan umat Islam. Sementara Allah SWT membantah pengakuan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menyatakan sebagai kekasih-Nya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN