Daftar Isi

1. Profil
2. Lokasi Makam
3. Motivasi Ziarah Kubur Menurut Ulama
4. Haul Syekh Hasan Ma'sum
5. Peninggalan Syekh Hasan Ma'sum
6. Oleh-Oleh
7. Sumber

1. Profil
Syekh Hasan Ma’sum dilahirkan pada tahun 1882 M di Labuhan Deli, Medan, Sumatera Utara. Beliau merupakan seorang ulama Nusantara yang masyhur pada awal abad ke-20an yang ahli dalam bidang fiqih dan juga mendidik banyak ulama di Sumatera Timur, wilayah yang sekarang menjadi bagian dari Sumatera Utara.

Semasa hidupnya, Syekh Hasan Ma’sum pernah menimba ilmu dan berguru di Kota Makkah kepada Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, seorang Ulama Nusantara masyhur yang pernah menjadi Imam di Masjidil Haram.

Syekh Hasan Ma’sum juga menjadi salah satu tokoh penting dalam terbentuknya Organisasi Islam Al-Jam’iyatul Washliyah dan Al-Ittihadiyah di Medan kala itu, serta menjadi seorang ulama yang paling berpengaruh di Sumatera Utara. Karena itulah, Kesultanan Deli pada masa itu mengangkat Syekh Hasan Ma'sum sebagai Mufti Kesultanan Deli karena kemasyhurannya.

Baca selengkapnya di: Biografi Syekh Hasan Ma’sum

2. Lokasi Makam
Syekh Hasan Ma'sum wafat pada usia kurang lebih 53 tahun, tepatnya pada tanggal 7 Januari 1937. Hingga akhir hayatnya, Syekh Hasan Ma'sum merupakan seorang Mufti Kesultanan Deli. Makam Syekh Hasan Ma'sum berada di area pemakaman Masjid Raya Al-Mashun atau biasa disebut Masjid Raya Medan yang terletak di Jl. Mahkamah No.74c, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara.

3. Motivasi Ziarah Kubur Menurut Ulama
Seperti yang diketahui perihal ziarah kubur menurut ulama, bahwa motivasi atau tujuan ziarah kubur bermacam-macam, antara lain:
A. Ziarah yang dilakukan dengan tujuan mengambil pelajaran dari kematian, agar kita selalu ingat mati dan kehidupan akhirat. Ziarah kubur dengan tujuan tersebut hukumnya sunnah.
B. Ziarah kubur yang dilakukan dengan tujuan mendoakan ahli kubur kepada Allah SWT, agar dosa-dosa ahli kubur diampuni.
C. Ziarah kubur dengan tujuan tabaruk atau mencari berkah dari ahli kubur, apabila ahli kubur yang diziarahi adalah orang-orang shaleh dan ahli melakukan kebaikan, seperti para nabi dan para wali.
D. Ziarah kubur dengan tujuan menunaikan hak ahli kubur. Orang-orang yang berhak kita perlakukan dengan baik ketika mereka masih hidup seperti orang tua, ulama, dan orang-orang shaleh. Berhak pula diziarahi setelah mereka meninggal dunia, dengan tujuan memuliakan dan berbakti kepada mereka.

4. Haul Syekh Hasan Ma’sum
Setiap tahunnya haul Syekh Hasan Ma’sum diadakan di makam beliau yang berada di area pemakaman Masjid Raya Al-Mashun, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara. Peringatan haul ini selalu dihadiri oleh murid-murid beliau dan masyarakat Sumatera Utara dan sekitarnya.

5. Peninggalan Syekh Hasan Ma’sum
Semasa hidupnya Syekh Hasan Ma’sum sering mengajar di beberapa madrasah, seperti madrasah di Masjid Raya Al-Mashun Medan, Masjid Gang Bengkok Kewasan Medan, Masjid Kampung Percut, Masjid Kampung Bandar Setia, dan Masjid Bagan Deli. Beliau memiliki banyak murid dan berhasil menjadi ulama ternama, sehingga keilmuan beliau dan guru-gurunya terus menerus dilestarikan melalui murid-muridnya.

Karena hal tersebut, membuat Kesultanan Deli pada waktu itu mempercayakan Syekh Hasan Ma’sum sebagai seorang Mufti Kesultanan Deli. Beliau juga menjadi guru para ulama besar di kawasan Sumatera Timur (Sekarang Sumatera Utara).

Selain itu Syekh Hasan Ma’sum juga berkontribusi dalam pendirian Organisasi yang bernama Al-Jam’iyatul Washliyah, merupakan organisasi Islam yang lahir pada 30 November 1930 atau 9 Rajab 1349 H di Kota Medan, Sumatera Utara.

6. Oleh-Oleh
Oleh-oleh makanan khas yang bisa dibawa pulang usai berziarah di Kota Medan di antaranya: teri medan, kacang sihobuk, lemang, ikan sale medan, bolu meranti, sirup buah markisa, pancake durian, dan masih banyak lagi.

7. Sumber
A. Diolah dan dikembangkan dari penelitian Farid Siregar, Mengenal Syekh Hasan Maksum, Guru Para Ulama di Sumatera Timur, 2023
B. Diolah dan dikembangkan dari penelitian Ja’far, Syeikh Hasan Ma’shum dari Sumatera: Figur Penting Organisasi Al-Jam‘iyyah Al-Washliyah, 2020