Tips agar Aktivitas “Ngopi” Menjadi Alternatif Mendekatkan Diri pada Allah

 
Tips agar Aktivitas “Ngopi” Menjadi Alternatif Mendekatkan Diri pada Allah
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Aktivitas “ngopi” sering kali dipandang sebagai rutinitas biasa. Identiknya, aktivitas ini hanya soal secangkir kopi, sedikit obrolan, dan suasana santai. Namun dalam pandangan Gus Baha, kebiasaan sederhana ini justru bisa dinilai memiliki makna spiritual yang dalam. Lebih dari sekadar perkara mubah. Bahkan, kata beliau, “Ngopi bisa menjadi jalan menuju derajat wali abdal, asalkan diniati menjauh dari maksiat.” Tentu hal ini bukanlah sekadar humor khas gaya Gus Baha, tapi tersirat di dalamnya pelajaran tasawuf yang dibungkus dengan gaya hidup orang kebanyakan.

Menurut Gus Baha, ngopi menjadi aktivitas positif apabila saat ngopi kita tidak melakukan maksiat seperti ghibah, judi, atau zina.

“Ngopi itu bisa dinilai sebagai sebuah ketaatan, sebab kamu sedang tidak maksiat,” ungkap Gus Baha dalam suatu pengajiannya.

Pernyataan ini selaras dengan definisi taat dalam kitab-kitab klasik. Imam Ibnu Hajar Al-Haitami menyebut, bahwa ketaatan itu tidak hanya soal menjalankan perintah Allah, tapi juga meninggalkan larangan-Nya alias menghindari maksiat. Maka, duduk santai sambil “ngopi” bisa jadi bentuk ketaatan, asalkan tidak disalahgunakan.

Menegaskan hal itu, Gus Baha mengutip ungkapan menarik terkait prinsip para sufi:

اَلْإِسْتِلْذَاذُ بِٱلْمُبَاحَاتِ مِنْ عَادَةِ ٱلْأَوْلِيَاءِ

“Menikmati hal-hal mubah adalah kebiasaan para wali.”

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN