Pemerintah AS Akhirnya Dibuka, Mengapa Trump Mengalah?

 
Pemerintah AS Akhirnya Dibuka, Mengapa Trump Mengalah?

LADUNI.ID,INTRNASIONAL- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mendukung kesepakatan membuka kembali pemerintah federal selama tiga minggu ke depan pada hari Jumat, 25 Januari 2019, terjadi di tengah-tengah tekanan yang meningkat untuk mengakhiri kebuntuan tersebut.

Dilasir BBC, Sabtu, 26 Januari 2019, berikut alasan dari dunia bisnis mengapa Gedung Putih mesti mengalah.
1. Industri Pariwisata Tertekan.

Keterlambatan di bandara utama pada hari Jumat adalah masalah utama yang telah mempengaruhi bandara-bandara selama berminggu-minggu.
Akar masalah itu adalah kekurangan staf, karena pengontrol lalu lintas udara dan petugas pemeriksaan yang telah bekerja tanpa upah sejak dimulainya penutupan pada bulan Desember absen bertugas.

Di antara petugas administrasi keamanan transportasi yang absen mencapai lebih dari dua kali lipat dibanding tahun lalu, menjadi lebih dari 7 persen. Mereka banyak yang beralasan keterbatasan keuangan.
Sementara itu, eksekutif maskapai telah memperingatkan bahwa penurunan bisnis pemerintah, serta kekhawatiran yang lebih luas tentang sektor pariwisata, telah mempengaruhi pemesanan tiket.

Maskapai Southwest, misalnya, memperkirakan bahwa penutupan menimbulkan kerugian sebesar $10 juta-$ 15 juta (Rp150- Rp225 miliar) di bulan Januari. Dikatakan juga pihaknya terpaksa menunda layanan baru ke Hawaii.

2. Washington terguncang.
800.000 pekerja federal yang terkena dampak penutupan mungkin bisa memaklumi satu bulan gaji terlewat. Tetapi lewatnya gaji yang kedua mulai terasa.

Terutama di negara di mana sekitar 40 persen orang dewasa tidak memiliki dana untuk menutupi biaya tak terduga sebesar $400 (Rp6 juta).

Di wilayah Washington, diperkirakan satu dari enam pekerja terkena dampaknya, penutupan itu bisa menggerus 2,5 persen dari pertumbuhan ekonomi di kawasan itu dalam kuartal ini jika berlangsung hingga Maret, menurut Frederick Treyz, kepala ekonom untuk Regional Economic Models Inc.

Padahal area ini tumbuh 2,1 persen pada 2017. Pemerintah juga secara luas dikritik karena tidak simpatik, dan masalah ini mulai menggerus tingkat persetujuan (approval rating) presiden.

3. The Fed  ‘Buta’
Penutupan ini bertepatan dengan waktu kritis bagi ekonomi AS, karena sinyal ekonomi yang saling bertentangan memperburuk perdebatan tentang seberapa tinggi Federal Reserve seharusnya menaikkan suku bunga tahun ini.

Pimpinan Federal Reserve Jerome "Jay" Powell memperingati dampak penutupan pemerintah AS. Trump berulang kali mengkritik The Fed, memperingatkan akan kesalahan langkah.

Tetapi kekhawatiran yang lebih luas dari kebijakan yang salah meningkat, karena kebuntuan itu menghentikan rilis statistik yang diawasi dengan ketat, termasuk produk domestik bruto (PDB), penjualan ritel dan pembangunan perumahan baru.

"Ekonomi AS benar-benar buta," Robert Shapiro, ketua Sonecon LLC, yang menulis untuk Brookings Institution minggu ini.

"Fakta bahwa tidak tersedianya pengukuran yang dapat diandalkan dari PDB terkini dan komponen-komponennya hanya dapat menghasilkan lebih banyak ketidakpastian ekonomi serta keputusan bisnis yang salah." lanjutnya. 

Sementara itu, data yang masuk terkait penutupan tidak membantu.
Bulan ini, survei sentimen konsumen Universitas Michigan jatuh ke titik terendah sejak Presiden AS Donald Trump terpilih, sebagian karena penutupan.

Seorang penasihat Gedung Putih mengatakan minggu ini bahwa penutupan dapat menyebabkan tidak ada pertumbuhan ekonomi pada kuartal ini. Dan para ekonom telah memperingatkan bahwa perselisihan yang berkepanjangan dapat mengirim AS ke dalam resesi.

Sumber : Viva