Teladan Imam Syafi'i dalam Mengelola Perbedaaan Pendapat

 
Teladan Imam Syafi'i dalam Mengelola Perbedaaan Pendapat
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dikisahkan bahwa Yunus bin Abdul A’la, salah seorang murid Imam Syafi’i pernah berbeda pendapat dengan sang guru mengenai satu permasalahan dalam sebuah pelajaran yang dilaksanakan di masjid. Keduanya saling berbeda pendapat dengan argumentasinya masing-masing. Ketika itu, berdirilah Yunus bin Abdul A'la sambil marah dan meninggalkan pelajaran, lalu pulang ke rumahnya.

Malam pun tiba, Yunus bin Abdul A'la mendengar suara pintu rumahnya diketuk orang.

“Siapa?” tanya Yunus.

“Muhamad bin Idris,” kata seseorang yang mengetuk pintu.

Pikiran Yunus menerawang pada siapa saja yang bernama Muhammad bin Idris (karena banyak nama yang mirip), kecuali satu yang tak terlintas yakni Imam As-Syafi’i. Saat pintunya dibuka, Yunus bin Abdul A'la terkaget luar biasa. 

“Ternyata Imam Syafi’i!” batin Yunus sambil terkejut.

Kemudian Imam Syafi’i berkata, “Hai Yunus, ratusan masalah menyatukan kita, apakah hanya gara-gara satu masalah kita berpisah? Janganlah engkau berupaya untuk selalu menang dalam setiap perbedaan, karena memenangkan hati lebih utama daripada memenangkan sikap. Jangan kau hancurkan jembatan yang sudah kau bangun dan kau seberangi. Karena bisa jadi engkau membutuhkannya untuk kembali di satu hari nanti.”

Imam Syafi’i melanjutkan ucapannya, “Upayakan engkau selalu membenci kesalahan, bukan membenci pelakunya. Marahlah engkau pada maksiat, tapi maafkan pelakunya. Kritiklah pendapat orang, namun hormati yang mengatakannya. Kepentingan kita dalam kehidupan ini adalah mengalahkan penyakit, bukan menghakimi orang sakit.”

“Jika orang datang minta maaf, berilah maaf. Kalau engkau didatangi orang bingung, diamlah untuk kebaikannya. Jika orang butuh datang padamu, berilah ia dari sebagian apa yang Allah beri untukmu. Bila ada yang datang menasihatimu, berterimakasihlah kepadanya. Meskipun engkau hanya memanen duri di satu hari, tetaplah kau tanam bunganya dan jangan pernah ragu. Karena balasan dari Dzat Yang Maha Kasih dan Maha Mulia jauh lebih mulia daripada balasan dari manusia,” pungkas Imam Syafi’i.

Belakangan Yunus bin Abdul A'la banyak mengisahkan tentang kecerdasan gurunya itu. Beliau mengatakan bahwa tidak pernah dijumpainya sosok ulama seperti Imam Syafi'i yang sangat cerdas. Begitu juga Imam Syafi'i, beliau memuji kecerdasan muridnya yang bernama Yunus bin Abdul A'la, sebagaimana tercatat di dalam Kitab Siyaru A'lami An-Nubala' karya Ad-Dzahabi. Wallahu A'lam. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 07 Februari 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

Penullis: Sya'roni As-Samfuriy 

Editor: Hakim