Hukum Perempuan Memakai Surban

 
Hukum Perempuan Memakai Surban
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Hukum tentang perempuan yang memakai surban atau penutup kepala dalam Islam bervariasi tergantung pada interpretasi masing-masing ulama dan mazhab. Namun, secara umum, mayoritas ulama sepakat bahwa perempuan Muslim wajib menutup rambut dan kepala mereka di depan laki-laki yang bukan mahram (tidak berhubungan darah yang diharamkan untuk dinikahi). Hal ini didasarkan pada prinsip kesopanan dan kehormatan dalam Islam.

Surah An-Nur dalam Al-Qur'an juga menggariskan bahwa perempuan Muslim seharusnya menutupi bagian-bagian tubuh tertentu, termasuk rambut mereka, dari pandangan yang tidak sah. Akan tetapi, dalam masalah penggunaan surban atau penutup kepala yang spesifik, terdapat perbedaan pendapat di antara ulama.

Beberapa ulama berpendapat bahwa perempuan bisa menggunakan surban atau penutup kepala selama itu tidak menyerupai pakaian yang identik dengan pakaian laki-laki, dan penutup kepala tersebut tetap menjaga kesopanan dan tidak menarik perhatian berlebihan. Sementara itu, yang lain mungkin lebih memperketat penafsiran tentang penampilan perempuan dan mungkin menyarankan penggunaan hijab yang lebih tradisional.

Dalam hal ini, sebaiknya perempuan muslim berkonsultasi dengan ulama yang dipercayanya atau merujuk kepada otoritas keagamaan lokal untuk mendapatkan panduan yang tepat sesuai dengan situasi dan konteks mereka. Penting untuk diingat bahwa prinsip utama adalah menjaga kesopanan dan kehormatan, sementara implementasi detailnya dapat bervariasi.

Pada dasarnya, kalau di pakai buat kerudung tidak apa-apa karena tak ada unsur tasyabbuh bir-rijal  (menyerupai laki-laki), tapi kalau dipakai sebagai surban (diikatkan di kepala) haram, karena surban bukan termasuk pakaian yang khusus bagi laki-laki beda halnya dengan peci, berikut uraian tasyabbuh bir-rijal atau sebaliknya (laki-laki menyerupai perempuan).

Keterangan dalam kitab:

- Bughyah Al-Mustarsyidiin 604:

(مسألة : ي) : ضابط التشبه المحرم من تشبه الرجال بالنساء وعكسه ما ذكروه في الفتح والتحفة والإمداد وشن الغارة ، وتبعه الرملي في النهاية هو أن يتزيا أحدهما بما يختص بالآخر ، أو يغلب اختصاصه به في ذلك المحل الذي هما فيه.

Batasan penyerupaan yang diharamkan pada kasus penyerupaan orang laki-laki pada perempuan dan sebaliknya adalah apa yang diterangkan oleh Ulama Fiqh dalam kitab Fath Al-Jawaad, Tuhfah, Imdaad dan kitab Syun Al-Gharah. Imam Romli juga mengikutinya dalam kitab An-Nihayah, Batasannya adalah "bila salah satu dari lelaki atau wanita tersebut berhias memakai barang yang dikhususkan untuk lainnya atau pakaian yang jamak di gunakan pada tempat tinggal lelaki dan wanita tersebut".

Batasan seorang perempuan menyerupai laki laki (atau sebaliknya) dalam hal berpakaian adalah bila seorang perempuan memakai pakaian khusus atau yang biasa dipakai laki-laki (atau sebaliknya).

حواشي الشرواني الجزء الثالث ص: 26 دار الفكر

وقد ضبط ابن دقيق العيد ما يحرم التشبه بهن فيه بأنه ما كان مخصوصا بهن في جنسه وهيئته أو غالبا في زيهن وكذا يقال في عكسه نهاية قال ع ش ومن العكس ما يقع لنساء العرب من لبس البشوت وحمل السكين على الهيئة المختصة بالرجال فيحرم عليهن ذلك وعلى هذا فلو اختصت النساء أو غلب فيهن زي مخصوص في إقليم وغلب في غيره تخصيص الرجال بذلك الزي كما قيل إن نساء قرى الشام يتزيين بزي الرجال الذين يتعاطون الحصاد والزراعة ويفعلن ذلك فهل يثبت في كل إقليم ما جرت به عادة أهله أو ينظر لأكثر البلاد فيه نظر والأقرب الأول ثم رأيت في أن ابن حج نقلا عن الإسنوي ما يصرح به وعليه فليس ما جرت به عادة كثير من النساء بمصر الآن من لبس قطعة شاش على رؤوسهن حراما لأنه ليس بتلك الهيئة مختصا بالرجال ولا غالب فيهم فليتنبه له فإنه دقيق وأما ما يقع من إلباسهن ليلة جلائهن عمامة رجل فينبغي فيه الحرمة لأن هذا الزي مخصوص بالرجال اهـ

فيض القدير الجزء الخامس ص: 271

لعن الله لمتشبهات من النساء بالرجال فيما يختص به من نحو لباس وزينة وكلام وغير ذلك والمتشبهين من الرجال بالنساء كذلك قال ابن جرير فيحرم على الرجل لبس المقانع والخلاخل والقلائد ونحوها والتخنث في الكلام والتأنث فيه وما أشبهه قال ويحرم على الرجال لبس النعال الرقاق التي يقال لها الحذو والمشي بها في المحافل والأسواق اهـ وما ذكره في النعال الرقيقة لعله كان عرف زمنه من اختصاصها بالنساء أما اليوم فالعرف كما ترى أنه لا اختصاص وقال ابن أبي جمرة ظاهر اللفظ الزجر عن التشبه في كل شيء لكن عرف من أدلة أخرى أن المراد التشبه في الزي وبعض الصفات والحركات ونحوها لا التشبه في الخير وحكمة لعن من تشبه إخراجه الشيء عن صفته التي وضعها عليه أحكام الحكماء

Wallaahu A'lam. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 16 Februari 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.
__________________
Editor: Kholaf Al Muntadar