Panduan Lengkap Puasa Tasu’a dan 'Asyura Disertai Sejarah Dianjurkannya

 
Panduan Lengkap Puasa Tasu’a dan 'Asyura Disertai Sejarah Dianjurkannya
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Sebelum melaksanakan Puasa Tasu'a dan Asyura, perlu diketahaui terlebih dahulu bagaimana niatnya. Sebab niat merupakan salah satu rukun puasa dan ibadah lain pada umumnya. Sebagaimana dijelaskan di dalam Hadis Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa segala sesuatu itu bergantung pada niat. Dan ketika seorang membaca niat, maka di dalam hatinya ia juga menyatakan maksudnya qashd, yang dalam hal ini adalah tentang puasa.

Di samping menyatakan qashd atau maksud, orang yang berniat  juga menyebutkan hukum wajib atau sunnah perihal ibadah yang akan dilakukan. Hal ini disebut ta’arrudh. Sedangkan hal lain yang mesti diingat saat niat adalah penyebutan nama ibadahnya (ta’yin).

Dalam konteks puasa sunnah di Hari Tasu'a (9 Muharram) dan 'Asyura (10 Muharram) ulama berbeda pendapat perihal ta'yin. Sebagian ulama menyatakan bahwa seseorang harus menyatakan "puasa sunnah 'Asyura" saat niat di dalam batinnya. Sedangkan sebagian ulama lain menyatakan bahwa tidak wajib ta’yin. Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar Al-Haitami di dalam kitab Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj berikut ini:

(قَوْلُهُ نَعَمْ بَحَثَ إلَخْ) عِبَارَةُ الْمُغْنِي وَالنِّهَايَةِ وَالْأَسْنَى فَإِنْ قِيلَ قَالَ فِي الْمَجْمُوعِ هَكَذَا أَطْلَقَهُ الْأَصْحَابُ وَيَنْبَغِي اشْتِرَاطُ التَّعْيِينِ فِي الصَّوْمِ الرَّاتِبِ كَعَرَفَةَ وَعَاشُورَاءَ وَأَيَّامِ الْبِيضِ وَسِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ كَرَوَاتِبِ الصَّلَاةِ أُجِيبُ بِأَنَّ الصَّوْمَ فِي الْأَيَّامِ الْمَذْكُورَةِ مُنْصَرِفٌ إلَيْهَا بَلْ لَوْ نَوَى بِهِ غَيْرَهَا حَصَلَ أَيْضًا كَتَحِيَّةِ الْمَسْجِدِ ؛ لِأَنَّ الْمَقْصُودَ وُجُودُ صَوْمٍ فِيهَا ا هـ

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN