Jadilah Lembah, Agar Air Melimpah

 
Jadilah Lembah, Agar Air Melimpah

LADUNI.ID - "Janganlah sombong dengan Al-Qur'an, ia akan menjauh" Kata Dr. M. Afifuddin Dimyati dalam Muhadharah Ilmiah yang bertema "As-Simat al-Balaghiyah wa al-Adabiyah li Asalib al-Qur'an" di Jurusan Bahasa dan Sastra Arab (BSA) Fak. Humaniora UIN Malang.

Kata-kata yang cukup menarik untuk direnungkan bagi yang ingin mendalami, menyelami, dan berbahtera dengan al-Qur'an, apalagi yang ingin terus disinari al-Qur'an.

Bila memiliki ilmu untuk mengkaji al-Qur'an, dari aspek apa pun, maka berbaik-baiklah dengannya dan merendahkan hati di hadapannya, agar ia tidak menjauh. Menjauh untuk memproleh syafaat, menjauh dari kemuliaannya, menjauh dari hidayat, mungkin ia hanya menjadi wacana, namun tidak menjadi tindakan. Atau pintar dalam mengulitinya, namun jauh dari petunjuknya.

"Al-Qur'an itu antik, dengan bahasa Arabnya, yang tidak dimiliki bahasa lainnya" kata Gus Awis (panggilan Dr. M Afifudin Dimyathi), "Dan Bahasa Al-Qur'an itu indah, bukan hanya menurut orang Arab, tapi selain Arab juga mengakuinya, tentunya bagi yang memahaminya, dan sampai hari ini tantangan al-Qur'an itu masih berlaku, namun tidak ada yang mampu menandinginya" lanjutnya.

Maka untuk mendapatkan guyuran Al-Qur'an; kemuliaannya, keindahannya, syafaatnya, obatnya dan hudannya, jadilah seperti lembah, ketika turun hujan, airnya akan melimpah. Betapa Al-Qur'an sebagai mu'jizat itu akan datang kepada mereka yang merendahkan hatinya dan melapangkan jalannya, ia bukan seperti buku atau kitab lainnya, setiap hurufnya adalah ibadah, apalagi mampu menjadikannya sebagai gerak dalam hidupnya, ia akan mengantarkan pada kemuliaan.

"Tafsir itu akan semakin menggunung, bahkan ada tafsir sampai ratusan jilid" kata pengarang Al-Syamil Fi Balaghatil Qur'an ini, "Karena manusia semakin tidak banyak memahaminya, dan mungkin menjauh darinya, sehingga butuh penjelasan lebih, dan keindahan al-Qur'an itu tidak akan pernah habis, bila ada yang sudah menkaji dari aspek A, akan datang lagi yang menkaji B, dan seterusnya, tidak akan pernah selesai" lanjutnya.

"Belajar Balghah itu tidaklah sulit, karena sehari-hari kita sudah menggunakannya, hanya saja bagaimana kita berusaha memahaminya" dalam pemarannya tentang Balghatul al-Qur'an, "Maka, untuk memudahkannya, kita bisa belajar dari bahasa Indonesia dulu, misalnya Metofora dan lainnya, Karena sehari-hari kita sudah memakainya" lanjutnya.

Al-Qur'an itu selalu indah dan luar biasa, dikaji dari teori apa pun, aspek mana pun, dan ilmu apa pun. Dan yang paling penting, bagaimana menjadikannya sebagai sumber kehidupan, sebagai marja' dalam melangkah, menuju hudan.

Malang, 20 Pebruari 2019

Ket Gambar: Muhadharoh Ilmiah dilaksanakan oleh Jurusan BSA Fak. Humaniora UIN Malang, dengan tema "As-Simat Al-Balaghiyah wa Al-Adabiyah Li Asalib al-Qur'an" di Home Theater Fak. Humaniora, pada tanggal 20/2/2019 bersama Dr. M. Afifuddin Dimyati.

Oleh: Halimi Zuhdy

Dosen Bahasa dan Sastra Arab UIN Malang