Sosok Sufi via Seekor Kucing

 
Sosok Sufi via Seekor Kucing

Kucing  dalam Dunia Kedokteran 
Menurut Dr George Maqshud, ketua dari laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, menyebutkan bahwa jarang sekali ditemukan dan adanya kuman pada lidah kucing.Jika kuman tersebut ada, maka kucing tersebut akan sakit.
Sementara itu  menurut Menurut Dr. Gen Gustafsirl sudah menemukan bahwa kuman yang paling banyak terdapat yaitu pada anjing. Pada  manusia 1/4 anjing, kucing 1/2 manusia. Sementara itu Dokter hewan di rumah sakit hewan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa “kucing memiliki perangkat pembersih yang bernama lysozyme”.

Seperti yang kita ketahui, hewan kucing tidak menyukai air. Apabila dilihat dari fakta, air merupakan wadah subur bertumbuhnya kuman. Inilah yang menyebabkan seluruh permukaan tubuh kucing tidak memiliki jenis kuman karena kucing merupakan hewan yang takut air. Ini membuat kucing diperbolehkan dipelihara dalam Islam karena tidak memiliki kuman di tubuhnya


Seorang muslim juga sangat disarankan untuk menolong hewan khususnya pada hewan yang menderita termasuk hewan najis seperti anjing. Ini membuat umat muslim tidak memiliki pengecualian untuk menolong binatang seperti kucing dan hewan najis seperti anjing karena tujuannya sangat mulia yakni tidak membiarkan hewan tersebut menderita. Dengan memelihara kucing contohnya, maka perbuatan dosa orang yang menolong hewan tersebut akan diampuni.

“Seorang wanita pelacur melihat seekor anjing di atas sumur dan hampir mati karena kehausan. Lalu wanita itu melepas sepatunya, diikatnya dengan kerudungnya dan diambilnya air dari sumur (lalu diminumkan ke anjing itu). Dengan perbuatannya itu dosanya diampuni”. (HR. Bukhari)

Di abad ke-13, sebagai sebuah manifestasi penghargaan masyarakat Islam, rupa kucing dibuat sebagai ukurian cincin khalifah seperti patung, porselen dan bahkan sampai mata uang. Dalam dunia sastra pun, para penyair tidak ragu untuk membuat syair pada kucing peliharaanya yang sudah sangat berjasa untuk melindungi koleksi buku mereka dari tikus dan juga sejenis serangga lainnya.

Zikir Kucing 

Seorang Sufi yang bernama Ibnu Bashad hidup pada abad ke 10 menceritakan jika suatu hari ia dan sahabat – sahabatnya sedang duduk di atas masjid Kota Kairo sambil menyantap makan malam. Saat kucing melewatinya, ibu Bashad memberikan sepotong daging pada kucing tersebut, akan tetapi kucing tersebut kembali lagi dan Bashad memberikan potongan daging kedua. Secara diam – diam, ibu Bashad mengikuti kucing tersebut sampai sebuah rumah kumuh dan ia melihat kucing tersebut memberikan sepotong daging tersebut pada kucing lain yang buta kedua matanya. kejadian tersebut menyentuh hatinya sampai ia menjadi seorang sufi sampai meninggal di tahun 1067.

Selain itu, juga terdapat cerita seorang sufi di Iraq bernama Shibli yang bermimpi jika segala dosanya terampuni sesudah ia menyelamatkan kucing dari bahaya. Selain itu juga, kaum sufi juga percaya jika dengkuran nafas kucing mempunyai irama yang serupa dengan dzikir kalimah Allah SWT.


Beranjak dari itu memelihara hewan peliharaan khususnya kucing dengan cara merawat dan menyayangi kucing tersebut menjadi tanggung jawab dan juga kewajiban kita sebagai majikan. Allah sendiri juga sangat menyukai seseorang yang memiliki rasa kasih dan penyayang pada hewan seperti kucing tersebut. Mari kita meraih kebaikan dan ridha Allah dalam berbagai konteks termasuk memelihara dan menyanyangi kucing, ridha Allah tidak tersembunyi pada hal yang kecil begitu juga murka-Nya. Siapa tahu surga kita, tiketnya itu via kucing. Tidak percaya? Buktikan sendiri. Wallahu Alam Bishawab

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Literasi asal Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga