Makna dan Keistimewaan Khusyuk dalam Ayat-Ayat Suci Al-Qur'an

 
Makna dan Keistimewaan Khusyuk dalam Ayat-Ayat Suci Al-Qur'an
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Pengertian khusyuk sering kali dikaitkan atau diidentikan dengan ibadah shalat. Padahal di dalam Al-Qur’an, kata khusyuk dan segala derivasinya disebutkan sebanyak 16 kali yang terkait dengan berbagai hal. Kata khusyuk di dalam Al-Qur’an mempunyai kriteria yang lebih luas dari sekadar istilah khusyuk yang hanya dikaitkan dengan ibadah shalat. Lalu bagaimanakan pembahasan makna khusyuk yang terdapat di dalam ayat-ayat suci Al-Qur’an?

Kata khusyuk berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk masdar dari kata (خَشَع - يَخْشَعُ - خُشوعاً) yang berarti tunduk, rendah dan takut. Menurut Ibnu Manzur dalam Kamus Lisanul Arab, kata khusyuk berarti "mengarahkan pandangannya ke tanah" dan "menundukkannya" serta "merendahkan suaranya". Sedangkan, Ibnu Faris berpendapat bahwa kata khusyuk menunjukkan arti ketenangan. Adapun khusyuk menurut Muhammad Sholih Al-Munjid berarti diam, ketenangan, kerendahan diri yang membawa kepada rasa takut kepada Allah dengan perasaan selalu diawasi.

Sederhananya, khusyuk adalah suatu keadaan hati seseorang yang berupa ketenangan, ketundukan, rasa takut, kerendahan diri di hadapan Allah SWT yang nantinya akan memunculkan sikap dalam bentuk fisik, baik berupa ketundukan, kerendahan diri, menundukkan pandangan dan merendahkan suara.

Lebih lanjut, setidaknya terdapat lima makna dan keistimewaan terkait khusyuk yang diterangkan dalam ayat-ayat suci Al-Qur’an. Berikut penjelasannya:

Pertama, yakin akan bertemu dengan Allah SWT dan kembali kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya:

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ اَلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

"Dan mohonlah pertolongan (kepada Tuhanmu) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Yaitu) mereka yang yakin akan menemui tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya." (QS. Al-Baqarah: 45-46)

Kedua, bersegera dalam berbuat kebaikan dan berdoa dengan harap dan cemas, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِين

"Maka kami kabulkan (doanya) dan kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan kami jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada kami." (QS. Al-Anbiya’: 90)

Ketiga, apabila dibacakan Al-Quran maka akan bersujud dan bertambah khusyuknya, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:

قُلْ آمِنُوا بِهِ أَوْ لا تُؤْمِنُوا إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلأَذْقَانِ سُجَّدًا. وَيَقُولُونَ سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنْ كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُولا. وَيَخِرُّونَ لِلأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا

"Katakanlah (Muhammad), 'Berimanlah kamu kepadanya (Al-Quran) atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah).' Sesungguhnya orang-orang yang yang telah diberi pengetahuan sebelumnya, apabila Al-Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkurkan wajah bersujud dan mereka berkata: 'Maha suci Tuhan kami, Sungguh janji Tuhan kami pasti dipenuhi'. Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk." (QS. Al-Isra’: 107-109)

Keempat, khusyuk (ketundukan hati) dalam mengingat Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ

"Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang diwahyukan Allah (kepada mereka), dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik." (QS. Al-Hadid: 16)

Kelima, bagi mereka orang-orang yang khusyuk, telah disediakan pahala yang besar oleh Allah SWT, sebagaimana keterangan dalam firman-Nya:

إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

"Sungguh, laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang (banyak) menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Ahzab: 35)

Selain keterangan di atas, terdapat ayat lain yang menyatakan bahwa ada salah seorang di antara Ahli Kitab yang juga tunduk (khusyuk) kepada Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:

وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَمَنْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ خَاشِعِينَ لِلَّهِ لا يَشْتَرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ ثَمَنًا قَلِيلا أُولَئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

"Dan sesungguhnya di antara Ahli kitab itu ada yang beriman kepada Allah, dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu, dan yang diturunkan kepada mereka, karena mereka berendah hati (khusyuk) kepada Allah, dan mereka tidak memperjualbelikan ayat-ayat Allah dengan harga murah. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sungguh Allah sangat cepat perhitungannya." (QS. Ali Imran: 199)

Khusyuk itu perlu dilatih dan harus dilandasi dengan ilmu. Sebab tidak jarang orang tertipu dengan anggapan diri yang merasa sudah khusyuk, padahal penuh dengan tipu daya nafsu maupun setan. Jadi, untuk menjadi khusyuk sebagaimana disebutkan di dalam sejumlah ayat di atas, tidak lain dasarnya adalah ilmu. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 03 Agustus 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Editor: Hakim