WNI di Belanda Keluhkan Minimnya Sosialisasi PPLN Tentang Pemilu 2019

 
WNI di Belanda Keluhkan Minimnya Sosialisasi PPLN Tentang Pemilu 2019

LADUNI.ID, Den Haag - Pemungutan suara Pemilu 2019 di Belanda berlangsung hari ini, Sabtu (13/4). Namun, sejumlah warga Indonesia (WNI) yang bermukim di sana mengeluh karena Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) kurang aktif dalam memberikan informasi mengenai tata cara mencoblos di luar negeri.

"Saya dan suami daftar sendiri, cari informasi sendiri, karena pemilu jadi salah satu pengingat bahwa kami adalah warga negara Indonesia yang punya kewajiban untuk memilih presiden serta anggota dewan," ucap seorang WNI di Belanda, Karina Andjani.

Adapun pemungutan suara dipusatkan di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag. Pemilihan dilakukan dengan dua cara, yakni datang ke tempat pemungutan suara (TPS) di KBRI atau surat suara dikirim melalui pos. Karina dan suami memilih menempuh jarak ratusan kilometer dari rumahnya di Kota Hertogenbosch  menuju TPS. Dia memilih menggunakan kereta dengan durasi perjalanan selama dua jam.


"Di Belanda jarak ratusan kilometer dapat dijangkau dalam hitungan jam menggunakan kereta," sebut Karina.

Menurut sepengetahuan Karina, banyak WNI di Belanda yang memilih langsung ke Den Haag karena tidak mendapat kiriman surat suara melalui pos.

Untuk mencoblos langsung, pemilih diminta membawa salah satu kartu identitas berupa paspor, surat tugas laksana paspor (SPLP), atau kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el).
Selain tiga dokumen itu, pemilih juga dapat membawa formulir C6 atau surat suara dan formulir A5 atau dokumen yang menyatakan pindah lokasi pemilihan.

Disamping itu, saat pemilihan, PPLN Den Haag menyediakan bus untuk menjemput para WNI yang berada di depan gedung Kementerian Keuangan Belanda di Prinsessegracht, Den Haag. Lokasinya berjarak sekitar 500 meter dari stasiun kereta Den Haag Centraal. Bus mulai beroperasi pada pukul 09.00 sampai dengan pukul 18.00 waktu setempat.