Catatan Reflektif Harlah PMII ke-59

 
Catatan Reflektif Harlah PMII ke-59

LADUNI.ID - Sudah menjadi catatan sejarah bahwa 17 April 1960 adalah hari lahir PMII. PMII sudah 59 tahun lamanya hidup dibumi pertiwi dan selalu hadir mewarnai setiap langkah bangsa Indonesia. 

Embrio PMII berakar dari kongres ke 3 IPNU 21-31 Desember 1958 dengan dibentuk nya Departemen Perguruan Tinggi IPNU. Yang pada kongres ke 2 IPNU gagasan itu kurang ditanggapi karena usia IPNU yang masih terlalu muda. Finalnya dalam Kongres Besar IPNU 14-16 Maret 1960 di Kaliurang, Yogyakarta. Diputuskan wadah mahasiswa NU yang terpisah secara struktural dari IPNU. Menindak lanjuti keputusan itu diadakanlah Musyawarah di Sekolah Muamalat NU Wonokromo di Surabaya 14_16 April 1960 yang menghasilkan keputusan nama PMII dan penyusunan peraturan dasar yang mulai berlaku 17 April 1960 sebagai hari lahir PMII. 

Sejak dasawarsa 70an ketika rezim neo-fasis orde baru mulai mengkerdilkan fungsi partai politik, dan issue back to campus sekaligus diberlakukannya NKK/BKK maka PMII menuntut adanya pemikiran realistis. 14 Juli 1972 melalui Mubes ke III di Munarjati, PMII menyatakan Independensi, yang selanjutnya dikenal Deklarasi Munarjati. 

17 April 2019 PMII sudah menginjak umur 59 tahun. Jika dianalogikan dengan perkembangan manusia PMII sudah lah sangat dewasa. Seyogiyanya semakin dewasa PMII mampu melahirkan kader yang militan dalam berilmu dan mampu menjadi advokat kaum mustadh'afin. Namun PMII justru seakan kehilangan ghiroh kepergerakannya.  PMII justru tenggelam dalam hiruk pikuk Pragmatisme, terbuai dengan hedonisme, bahkan tercium kader PMII yang hanyut dalam kepentingan politik praktis nan oportunistik. Sekilas sebagian kader mungkin memaklumi ketergodaan PMII (Tepatnya Oknum Pengurus) terhadap politik praktis dan politik kepartaian, bukan politik kebangsaan dan politik pergerakan. Karena realitasnya sejarah lahirnya PMII dari setting sosial politik aliran, serta memanasnya hubungan antar kelompok di Indonesia. Namun perlu diingat bahwa lahirnya Deklarasi Munarjati adalah bentuk pemisahan PMII dari partai politik, sewaktu NU masih menjadi partai. Dan PMII menyatakan diri sebagai organisasi kemahasiswaan yang independen. 

Inilah akibat jika pengkaderan hanya dijadikan sebagai ajang kemewahan dan pelengkap LPJ tahunan. Max Weber pernah menyatakan " Peran agency dalam menggerakkan perubahan amatlah penting yaitu bagaimana sang aktor memerankan diri". Syarat ini menghendaki lahirnya pemimpin Transformatif, bukan pemimpin yang lihai melakukan aktivitas transaksional. Sejauh ini pemimpin pemimpin yang muncul di PMII cendrung bersifat transaksional atau menggunakan pertimbangan untung-rugi Pragmatis. Kedepan PMII dituntut untuk merumuskan strategi pergerakan yang lebih rasional dan membumi, menegakkan disiplin organisasi dan yang terpenting membangun Kaderisasi. Sehingga kesan hedonisme dalam tubuh PMII dapat dihindari dan segera dijadikan koreksi dan pembenahan. Jika tidak PMII benar benar tergeser oleh zaman. Dirgahayu PMII,  tangan Terkepal Maju Kemuka

Oleh: Mursyid

Aktivis PMII Rayon Fakultas Syariah Komisariat IAIN Pontianak 

 

 

Tags