Riwayat Membaca Doa Qunut Witir pada Pertengahan Terakhir Ramadhan

 
Riwayat Membaca Doa Qunut Witir pada Pertengahan Terakhir Ramadhan
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam Kitab Ma’rifatus Sunani wal Atsar dan As-Sunan Al-Kubro pada Bab Man Qala La Yaqnut fil Witri Illa fin Nishfil Akhiri min Ramadhan (Bab Komentar Orang-Orang yang Tidak Berqunut kecuali pada Pertengahan Terakhir Bulan Ramadhan), Imam Al-Baihaqi menyebutkan beberapa riwayat mengenai kesunnahan membaca doa Qunut di pertengahan akhir bulan Ramadhan, di antaranya adalah pernyataan Imam Al-Syafi’i berikut:

قَالَ الشَّافِعِيُّ: وَيَقْنَتُوْنَ فِي الْوِتْرِ فِي النِّصْفِ الْآخِرِ مِنْ رَمَضَانَ، وَكَذَلِكَ كَانَ يَفْعَلُ ابْنُ عُمَرَ، وَمُعَاذُ الْقََارِِئُ

“Imam Syafi'i berkata: 'Mereka membaca Qunut di dalam shalat Witir pada pertengahan akhir bulan Ramadhan, seperti itulah yang dilakukan oleh Ibnu Umar dan Mu’adz Al-Qori.'”

عن نافع، أن ابن عمر كان لا يقنت في الوتر إلا في النصف من رمضان

Dari Imam Nafi', bahwa Ibnu Umar tidak membaca Qunut di dalam shalat Witir, kecuali pada pertengahan dari bulan Ramadhan (pertengahan terakhir).”

Kemudian Imam Al-Baihaqi menyebutkan riwayat berikut ini:

أن عمر بن الخطاب جمع الناس على أبي بن كعب، فكان يصلي لهم عشرين ليلة ولا يقنت بهم إلا في النصف الباقي. فإذا كانت العشر الأواخر تخلف فصلى في بيته، فكانوا يقولون: أبق أبي

“Sesungguhnya Umar bin Khatthab mengumpulkan jamaah shalat Tarawih pada Ubay bin Ka’ab, mereka shalat selama 20 malam, dan mereka tidak berqunut kecuali pada pertengahan terakhir bulan Ramadhan. Ketika masuk pada 10 akhir Ubay memisahkan diri dan shalat di rumahnya, maka mereka mengira dengan mengatakan, 'Ubay telah bosan'.”

عَنْ مُحَمَّدٍ هُوَ ابْنُ سِيرِينَ، عَنْ بَعْضِ أَصْحَابِهِ أَنَّ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ أَمَّهُمْ، يَعْنِي فِي رَمَضَانَ، وَكَانَ يَقْنُتُ فِي النِّصْفِ الْأَخِيرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Dari Muhammad bin Sirin, dari sebagian sahabatnya, bahwa Ubay bin Ka’ab mengimami mereka, yakni pada bulan Ramadhan, ia berqunut pada pertengahan terakhir bulan Ramadhan.”

عَنِ الْحَارِثِ، عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ كَانَ يَقْنُتُ فِي النِّصْفِ الْأَخِيرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Dari Al-Harits, dari ‘Ali r.a, bahwa ia berqunut pada pertengahan terakhir dari bulan Ramadhan.”

عَنْ سَلَام يَعْنِي ابْنَ مِسْكِينٍ، قَالَ: كَانَ ابْنُ سِيرِينَ يَكْرَهُ الْقُنُوتَ فِي الْوِتْرِ إِلَّا فِي النِّصْفِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Ibnu Miskin berkata: 'Ibnu Sirin tidak menyukai qunut di dalam shalat Witir, kecuali pada pertengahan akhir shalat bulan Ramadhan.”

عَنْ قَتَادَة، قَالَ: الْقُنُوتُ فِي النِّصْفِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Dari Qatadah, ia berkata: 'Qunut dilakukan pada pertengahan akhir bulan Ramadhan'.”

Berbagai riwayat di atas jelas menunjukkan tentang adanya anjuran untuk membaca doa Qunut dalam shalat Witir pada pertengahan terakhir Ramadhan. 

Selain berbagai riwayat yang dikutip oleh Imam Al-Baihaqi tersebut, ditemukan juga keterangan yang sama di dalam Kitab Sunan At-Tirimidzi. Disebutkan terdapat riwayat berikut ini:

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ عَنْ أَبِي الْحَوْرَاءِ السَّعْدِيِّ قَالَ قَالَ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَلَّمَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَاتٍ أَقُولُهُنَّ فِي الْوِتْرِ اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ.

قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَلِيٍّ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِنْ حَدِيثِ أَبِي الْحَوْرَاءِ السَّعْدِيِّ وَاسْمُهُ رَبِيعَةُ بْنُ شَيْبَانَ وَلَا نَعْرِفُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْقُنُوتِ فِي الْوِتْرِ شَيْئًا أَحْسَنَ مِنْ هَذَا

"Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Abu Al-Ahwash dari Abu Ishaq dari Buraid bin Abu Maryam dari Abu Al-Khaura' As-Sa'di, dia berkata, Al-Hasan bin Ali Radliyallahu 'anhuma berkata, Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam mengajariku beberapa kalimat yang saya ucapkan dalam shalat Witir, yaitu; 'Allahummahdini fiiman hadait, wa 'aafini fi man 'afait, wa tawallani fi man tawallait, wa baarik lii fi man a'thait, wa qinii syarra ma qadlait, fa innaka taqdli wa laa yuqdla 'alaik, wa innahu la yadzillu man waalait tabaarakta Rabbana wa Ta'alait.'"

"(Perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Ali. Abu Isa berkata, ini adalah Hadis hasan, kami tidak mengetahui (jalur periwayatannya) selain dari jalur ini, dari Hadis Abu Al-Khaura' As Sa'di dan namanya adalah Rabi'ah bin Syaiban, kami juga tidak mengetahui dari Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam sesuatupun dari Qunut Witir yang lebih bagus dari ini." (HR. At-Tirmidzi)

Lalu mengenai Hadis ini Imam At-Tirmidzi menjelaskan lebih lanjut dengan mengatakan berikut ini:

وَاخْتَلَفَ أَهْلُ الْعِلْمِ فِي الْقُنُوتِ فِي الْوِتْرِ فَرَأَى عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ الْقُنُوتَ فِي الْوِتْرِ فِي السَّنَةِ كُلِّهَا وَاخْتَارَ الْقُنُوتَ قَبْلَ الرُّكُوعِ وَهُوَ قَوْلُ بَعْضِ أَهْلِ الْعِلْمِ وَبِهِ يَقُولُ سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ وَابْنُ الْمُبَارَكِ وَإِسْحَقُ وَأَهْلُ الْكُوفَةِ.

"Para ulama berbeda-beda mengenai masalah Qunut Witir. Abdullah bin Mas'ud berpendapat bahwa Qunut Witir dikerjakan di setiap tahunnya. Ada juga sebagian ulama yang memilih untuk mengerjakan Qunut sebelum rukuk, di antaranya adalah pendapat Sufyan At-Tsauri, Ibnu Mubarak, Ishaq dan penduduk Kufah."

Tetapi kemudian Imam At-Tirmidzi menegaskan perihal yang dilakukan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan hal itu yang menjadi dasar kuat untuk diikuti. 

وَقَدْ رُوِيَ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ أَنَّهُ كَانَ لَا يَقْنُتُ إِلَّا فِي النِّصْفِ الْآخِرِ مِنْ رَمَضَانَ وَكَانَ يَقْنُتُ بَعْدَ الرُّكُوعِ وَقَدْ ذَهَبَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ إِلَى هَذَا وَبِهِ يَقُولُ الشَّافِعِيُّ وَأَحْمَدُ

"Sungguh telah diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, bahwa dia tidak melakukan Qunut melainkan di pertengahan akhir bulan Ramadhan, dan dikerjakan setelah rukuk (rukuk terakhir dalam shalat Witir), dan sungguh sebagian ulama juga berpendapat begini, seperti yang dikatakan oleh Syafi'i dan Ahmad."

Jadi, dari berbagai riwayat yang disampaikan oleh Imam Al-Baihaqi dan Imam At-Tirmidzi di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa membaca doa Qunut dalam shalat Witir itu disunnahkan di pertengahan terakhir bulan Ramadhan dan dilakukan setelah rukuk, bukan sebelumnya. Wallahu 'Alam bis Showab. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 07 Mei 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Editor: Hakim