Konsekuensi Negara-Negara Eropa Jika Tidak Memakai 5G Huawei

 
Konsekuensi Negara-Negara Eropa Jika Tidak Memakai 5G Huawei

LADUNI.ID, Setiap keputusan pasti ada konsekwensinya, kali ini kita akan bahas konsekuensi yang harus ditanggung negara-negara Eropa jika mereka tak menggunakan teknologi 5G buatan Huawei, yaitu biaya yang lebih tinggi.

Riset dari analis industri menyebutkan, biaya yang harus ditanggung itu lebih tinggi 55 miliar euro, atau sekitar Rp 887 triliun. Tak hanya itu, penerapan teknologi 5G juga bakal lebih lambat 18 bulan.

Hal ini merupakan konsekuensi yang harus ditanggung negara-negara Eropa jika mereka mengikuti anjuran dari pemerintahan Amerika Serikat untuk tak menggunakan perangkat buatan Huawei.

Ikhtisar tersebut merupakan bagian dari laporan GSMA, yang mewakili kepentingan dari 750 operator seluler di seluruh dunia. GSMA sendiri sebelumnya memang aktif menyuarakan konsekuensi ini.

Menurut mereka, lonjakan biaya dan penundaan penerapan 5G ini bisa terjadi karena saat ini banyak operator di Eropa yang sudah menggunakan perangkat jaringan buatan Huawei. Bersama dengan ZTE, Huawei sendiri mempunyai market share lebih dari 40% di Uni Eropa.

Jadi menurut GSMA, jika mereka harus mengesampingkan penggunaan perangkat Huawei di teknologi 5G, maka mereka harus mengganti infrastruktur yang sudah dipakai sebelumnya jika mereka mau memperbarui jaringannya ke 5G.

"Operator perlu mengganti infrastruktur yang sudah ada sebelum mengimplementasikan pembaruan 5G," tulis GSMA dalam laporannya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN