Belajar Kepemimpinan dari Umar Bin Abdul Aziz

Laduni.ID, Jakarta - Umar bin Abdul Aziz adalah pemimpin kaum Muslimin. Seperti moyangnya Umar Ibnul Khattab, ia lebih senang dipanggil "Amirul Mukminin", pemimpin (pelayan) orang-orang beriman. Ia seorang pemimpin yang adil dan sukses melakukan reformasi. Banyak orang menyebutnya sebagai "khalifah yang ke lima yang memeroleh bimbingan Allah".
Di bawah kepemimpinannya daerah-daerah di seluruh wilayah kekuasaannya menjadi makmur. Dalam satu kesempatan, Fatimah, istrinya pernah mengisahkan sosok suaminya itu:
دخلتُ يوماً عليه وهو جالس في مصلاه واضعاً خدَّه على يده، ودموعه تسيل على خديه، فقلت: مالك؟ فقال: ويحك يا فاطمة، قد وليت من أمر هذه الأمة ما وليت، فتفكرت في الفقير الجائع، والمريض الضائع، والعاري المجهود، واليتيم المكسور، والأرملة الوحيدة، والمظلوم المقهور، والغريب والأسير، والشيخ الكبير، وذي العيال الكثير، والمال القليل، وأشباههم في أقطار الأرض وأطراف البلاد ، فعلمت أن ربي عز وجل سيسألني عنهم يوم القيامة، فخشيت أن لا يثبت لي حجة عند خصومته، فرحمتُ نفسي، فبكيت .
"Suatu hari aku masuk ke rumah. Aku melihat suamiku sedang duduk di tempat shalatnya. Pipinya diletakkan di tangannya. Air matanya menetes dan mengaliri tangannya. Aku bertanya: 'Ada apakah? Apa yang membuatmu menangis?' Umar mengatakan: 'Fatimah, baru saja aku diangkat sebagai pemimpin. Lalu aku terpikir orang fakir yang lapar, orang sakit yg tersia-sia, orang yang tak punya pakaian, anak yatim yang hatinya luka, janda yang kesendirian, orang yang teraniaya yang tercampakkan, pengelana, tawanan, orang jompo, orang dengan banyak anak, orang miskin, dan semacam itu yang ada di seluruh daerah ini. Aku sadar bahwa Allah akan meminta pertanggungjawabanku, pada Hari Kiamat kelak. Aku khawatir aku tidak bisa mempertanggungjawabkannya. Aku bersedih hati dan menangis.'"
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...