KKL Kelompok 3 IAIN Pontianak Kuatkan Islam dan Budaya Lokal di Desa Sungai Limau

 
KKL Kelompok 3 IAIN Pontianak Kuatkan Islam dan Budaya Lokal di Desa Sungai Limau

LADUNI.ID, MEMPAWAH - Kuliah kerja lapangan (KKL) integratif 2019 IAIN Pontianak telah dimulai. Beberapa kelompok di distribusikan ke beberapa daerah, diantaranya 11 kelompok ditempatkan di kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Mempawah.

kelompok 3 KKL integratif 2019 IAIN Pontianak yang beranggotakan 12 tiba di lokasi KKL, tepatnya di GG.Nelayan desa Sungai Limau kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Mempawah., Senin 27/7. 

Kelompok yang dinahkodai oleh Fahri Albar ini mengusung Misi menguatkan tradisi Islam budaya lokal di desa Sungai Limau kabupaten Mempawah.

Menurut Fahri Albar tradisi budaya lokal perlu ditingkatkan sebagai cara kita mencintai hasil ijtihad ulama Nusantara yang juga merupakan perintah agama.

"Al'ulamau warotsaul ambiya', dan mengikuti tradisi ulama merupakan cara kita mencintai nabi". Jelas Fahri Albar.

Adapun susunan program untuk mensukseskan misi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Melantunkan sholawat Tarhim ala warga Nahdliyyin

2. Mengajarkan tata cara ibadah dengan kurikulum kitab klasik yang menjadi rujukan resmi pesantren.

3. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan tradisi keagamaan.

Pembacaan sholawat Tarhim yang menjadi ciri khas warga Nahdliyyin dilaksanakan pada saat menjelang magrib oleh Abdurrahman setelah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar TPA di musholla Nurul Huda

Menurut Fahri Albar Pembacaan sholawat Tarhim dan TPA di musholla Nurul Huda merupakan agenda harian kelompok 3. Sedangkan berpartisipasi dalam kegiatan tradisi keagamaan merupakan program mingguan mereka. 

Pelaksanaan program mingguan diantaranya adalah memberikan kultum pada acara muslimatan GG.nelayan. "program mingguan kita sudah terlaksana satu kali, Zainur Rifki kemarin kami berikan kesempatan memberi tausiyah". ujar Fahri albar.

Menurut Zainur Rifki, tanggapan masyarakat sungai Limau sangat menerima kedatangan mereka baik di sekolah ataupun di jama'ah muslimatan warga. "Mereka tertawa ria saat kultum yang kami sampaikan bermuatan humor". Pungkasnya. 

Zainur Rifki juga menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak ikut serta melakukan provokasi yang mengundang perpecahan umat. Menurutnya dampak buruk pesta demokrasi harus diredam agar tidak berkepanjangan. Menurutnya juga tuhan telah menghendaki manusia untuk berbeda-beda. "Kita diciptakan beda agar kita saling mengerti satu dengan yang lain, termasuk berbeda kandidat pilpres". Menurutnya ketika memberi kultum. (red.Maulida)