Impor Rektor Asing Lebih Mudah di Kampus Baru

 
Impor Rektor Asing Lebih Mudah di Kampus Baru

LADUNI.ID, Jakarta - Wacana Menristekdikti M Nasir untuk merekrut rektor asing mendapat tanggapan dari sejumlah pihak. Tanggapan tersebut salah satunya adalah datang dari Rektor IPB University Arif Satria. Menurutnya, rekrutmen rektor asing akan lebih mudah diterapkan untuk perguruan tinggi (kampus) baru atau perguruan tinggi yang sudah matang institusinya.

Hal ini, menurut Arif, terkait dengan ekosistem yang belum ideal, kultur birokrasi kampus, serta kematangan akademik yang belum sempurna seperti Indonesia. Sehingga, lanjutnya, rekrutmen rektor asing tidak mudah dan butuh waktu yang lama.

“Bahkan mungkin butuh waktu lebih lama untuk mempelajari sistem dan beradaptasi… Karena itu, proses rekrutmen rektor asing akan lebih mudah untuk perguruan tinggi baru yang sedang dalam proses membangun sistem. Atau, bisa juga untuk perguruan tinggi yang sudah sangat matang institusinya," terang Arif, Kamis (1/8).

Menristekdikti mewacanakan akan merekrut rektor asing memimpin perguruan tinggi di Indonesia agar bisa menembus peringkat 100 besar dunia. Nasir menyebut sudah ada lampu hijau dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait usulan tersebut.

Selain itu, Arif juga mengatakan bahwa rektor asing yang direkrut tersebut tidak akan datang sendirian, tetapi akan membawa ‘gerbong’-nya untuk memperkuat tim kerja di kampus yang sedang dipimpinnya. Dalam hal ini, perguruan tinggi di Indonesia harus benar-benar memiliki kesiapan dan matang dalam merekrut rektor asing ini.

"Dan yang penting para dosen yang dipimpin juga rela, sehingga suasana yang tercipta akan kondusif," tegas Arif.

Kendati begitu, Arif juga menyampaikan bahwa prinsip keterbukaan global seperti soal perekrutan rektor asing ini memang sudah biasa diterapkan di perguruan tinggi kelas dunia. Menurutnya, wacana Menristekdikti tersebut supaya perguruan tinggi Indonesia mudah masuk dalam peringkat 100 dunia.

"Bagi saya, international mobility (termasuk dosen dan rektor asing) suatu hal yang biasa saja di era globalisasi seperti sekarang ini. Perguruan tinggi kelas dunia memang menerapkan prinsip keterbukaan tersebut," terang Arif, seperti dilansir dari laman detikcom, Kamis (1/8).

Sebelumnya, Menristekdikti M Nasir mengatakan bahwa wacana merekrut rektor asing tersebut sudah mendapat lampu hijau dari Presiden Jokowi. Menristekdikti mewacanakan demikian karena supaya perguruan tinggi Indonesia bisa menembus peringkat 100 besar di dunia.

"Beliau setuju, tergantung bagaimana saya siapkan, kalau persiapan tidak bagus ya mungkin kita pending atau bagaimana," terang Nasir di Undip, Semarang. Nasis juga sudah menyebut bahwa di sejumlah negara mempercayakan pimpinan kampus ke rektor dari luar negeri dan hal itu terbukti mendongkrak peringkat akademik Universitas yang dipimpin di tingkat dunia.