Ziarah di Makam Ki Ageng Pengging Sepuh, Kakek dari Joko Tingkir

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam Ki Ageng Pengging Sepuh, Kakek dari Joko Tingkir

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - Ki Ageng Pengging Sepuh atau disebut Prabu Andayaningrat, adalah raja pertama Kerajaan Pengging yang muncul pada periode akhir Majapahit awal Demak.

Menurut riwayat, Pangeran Handayaningrat menikah dengan Retno Pembayun, puteri sulung Brawijaya Pamungkas atau Brawijaya V, Raja terakhir Majapahit. Dari perkawinan itu lahir Kebo Kanigara, Kebo Kenanga, dan Kebo Amiluhur. Sumber lain menyebut beliau memiliki lima anak, yaitu Retno Pandan Kuning, Retno Pandansari, Kebo Kanigara, Kebo Kenanga, dan Kebo Sulastri.

 Joko Tingkir merupakan putra dari Kebo Kenongo atau Ki Ageng Pengging. Beliau adalah cucu dari Sri Makurung Handayaningrat atau Ki Ageng Pengging Sepuh yang merupakan menantu Brawijaya V. Sri Makurung Handayaningrat memperistri Ratu Pembayun, putri dari Brawijaya V. Sehingga Joko Tingkir adalah buyutnya Brawijaya V.

Joko Tingkir lahir di Pengging jejak leluhur Joko Tingkir saat ini juga masih ada di daerah Pengging yang saat ini masuk wilayah Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. Yaitu makam ayahnya Ki Kebo Kenongo atau Ki Ageng Pengging dan makam kakeknya, Sri Makurung Handayaningrat atau Ki Ageng Pengging Sepuh.

Makam Kebo Kenongo (Ayah Joko Tingkir) berada di kompleks pemakaman warga di Dukuh Pengging Gedong, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono. Makam Ki Ageng Pengging ini pun tampak terawat dengan baik hingga saat ini, komplek makam ini tampak bersih.

Pangeran Handayaningrat adalah kepala tanah perdikan Pengging dan dikenal sebagai Ki Ageng Pengging Sepuh setelah beliau wafat dan Ki Kebo Kenanga menggantikannya dengan julukan Ki Ageng Pengging. Ki Ageng Pengging Sepuh tewas tertusuk keris Sunan Ngudung, ayah Sunan Kudus, pada perang antara Demak dan Majapahit. Sunang Ngudung kemudian tewas oleh Adipati Terung.

Profil

Sri Makurung Prabu Handayaningrat atau Ki Ageng Pengging Sepuh merupakan putra dari Harya Pandaya III dan Dyah Retna Mundri. Nama muda beliau adalah Jaka Sengara. Nama ini diberikan oleh ayahnya sebagai pengingat dan wasiat karena disaat lahir kondisi dan suasana suhu perpolitikan Majapahit sedangan mengalami panas akibat banyaknya adipati dan bupati yang memisahkan diri dan berusaha ‘mbalela’ atau membelot pada raja yang sah pada saat itu.

Di komplek makam ini juga terdapat papan silsilah Sri Makurung Handaningrat mulai dari Brawijaya V hingga Joko Tingkir.

Lokasi Makam

Makam beliau di Dukuh Malangan, Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. Di komplek makam ini terdapat 4 makam. Komplek makam Sri Makurung Handayaningrat ini juga tampak terawat dengan baik dan bersih. Batu nisanya ditutup kain lurup dan payung tunggul.

 

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam Kyai Ageng Pengging Sepuh banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Boyolali saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di wilayah Pengging Kamardikan, Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam Kyai Ageng Pengging Sepuh, dimudahkan dalam mencari rezeki, dan dimudahkan dalam mencapai kederajatannya, dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Boyolali di antaranya:
Dodol Susu, Keju Meneer, Tahu Susu, Keripik Lele, Keripik Ceker, Dendeng Sapi, Marning, Rambak, Petis Sapi, Abon Sapi