Ke Pasar Vs Ke Masjid, Pelajaran dari Ashabul Kahfi

 
Ke Pasar Vs Ke Masjid, Pelajaran dari Ashabul Kahfi

LADUNI.ID, Jakarta - Ada anak murid yang tanya, kalau ke masjid saja tidak boleh, kenapa ke pasar masih boleh?

Logikanya keren juga nih anak murid. Jadi gini ya anak murid. Ke masjid itu kewajiban apa sunnah? Tergantung tujuannya kan.

Kalau shalat Jumat wajib, kalau selain shalat Jumat kan sunnah muakkadah. Tapi kalau ada madharat, maka kewajiban Jumat pun jadi gugur. Shalat jumat ketika ada udzur oleh para ulama boleh ditinggalkan. Toh kita masih shalat zhuhur.

Nah, ke pasar itu wajib apa sunnah?

Tergantung tujuannya juga kan. Kalau sekedar jalan-jalan cuci mata, tidak wajib kan. Kalau ngerampok jelas haram. Tapi dalam keadaan madharat seperti ini, pada dasarnya ke pasar dalam arti berbaur dengan banyak orang jadi haram juga.

Tapi kalau orang serumah kelaparan, bisa mati karena kelaparan, gara-gara tidak ada persediaan makan, sedangkan makanan adanya hanya di pasar, maka beli makanan di pasar jadi wajib hukumnya, meski ada madharatnya.

Namun tetap ada aturannya kalau terpaksa ke pasar.

Ada sedikit kemiripan dengan kasus pemuda Ashabul Kahfi sebagaimana dimuat dalam Al-Quran.

فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَٰذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَىٰ طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلَا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ أَحَدًا

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN