Kitab Mbah Bisri

 
Kitab Mbah Bisri

LADUNI.ID, Jakarta - Dalam tulisan ini, mengandung isi mengenai kitab Mbah Bisri. Tulisan ini dimulai dengan sebuah ungkapan seperti ini:

وهو أعلم بابمهتدين

Tidak ada selain Allah yang tahu siapa yang mendapat petunjuk.

Ada adagium terkenal:

لا يعرف الولي إلا الولي

Secara konvensional dimaknai: hanya wali yang tahu wali.

Namun Guru Abah, KH. Ali Ma'shum punya interpretasi lain. Menurut beliau, yang dimaksud adalah: hanya Allah al-waliyyu yang tahu dari hamba-hambaNya siapa yang menjadi kekasihNya.

لا يعرف الولي من خلق الله إلا الولي سبحانه

Jadi wali itu kebanyakan tidak tahu bahwa dia wali. Dia selalu merasa tidak pantas, dia selalu merasa kurang menghamba kepada Allah ta'ala.

Namun kita boleh (bahkan dianjurkan) berkhusnudzan. Jadi kita boleh mengkhusnudzani seseorang sebagai wali. Seperti wali songo, kita boleh menganggap mereka sebagai wali. Namun hakikatnya hanya Allah SWT yang tahu.

Jangankan husnudzon, mengira-ngira saja boleh kok.

Mbah Kakung Abah, KH. Bisri Mustofa punya karangan tentang andeng-andeng (tahi lalat) . Sebuah buku yang menjelaskan karakter seseorang berdasarkan letak tahi lalat. Misal, jika tahi lalat ada di pipi, begini. Ada di kaki, begitu. Dan seterusnya.

Suatu saat KH. Ali Ma'shum protes kepada Mbah Bisri.

"Sampeyan menulis seperti ini itu dasarnya dari mana?"

"Sudah saya tulis di buku. Sampeyan yang belum nemu."

"Sudah saya baca berkali-kali, tapi tidak saya temukan ayat Quran, hadis Nabi, atau pendapat ulama."

Lalu Mbah Bisri menunjukan halaman terakhir dari buku tersebut.

"Coba ini dibaca"

Dengan penasaran Kyai Ali membaca halaman terakhir karangan berbahasa Jawa dengan tulisan pegon tersebut. Isinya:

"Sedaya mahu niku adedasar kiro-kiro"

(Seperti halnya takdir. Ia tidak bisa kita pastikan, namun kita boleh berusaha. Soal hasilnya, kita mana tahu? Tapi selama kita yakin bisa, ya lakukan saja, wong sama-sama nggak tahu.)


#catatanngaji #pondokleteh #KHBisriMustofa