Kenapa Nabi Berpoligami? Ini yang Banyak Disalahpahami

 
Kenapa Nabi Berpoligami? Ini yang Banyak Disalahpahami

LADUNI.ID, Jakarta - Ada banyak hal yang berkaitan dengan Nabi Muhammad yang disalahpahami disebabkan karena ketidakmengertian dan kurangnya pengetahuan. Salah satu ketidakmengertian tersebut adalah ketika para orientalis mengatakan bahwa Nabi Muhammad kawin dengan banyak perempuan kemudian dianggap sebagai hypersex.

Menurut Prof Dr H M Quraish Shihab, hal yang sebenarnya harus kita ingat bahwa orang yang tidak kawin belum tentu undersex, sehingga orang yang kawin banyak juga belum tentu hypersex.

Pada kenyataannya, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai umur 53 tahun masih monogami. Sementara istri Nabi Muhammad yang kedua adalah berumur 66 tahun, sedangkan istirnya yang ketiga dinikahi Nabi Muhammad ketika beliau baru berada di Madinah, kemudian istrinya yang lain adalah seorang wanita yang suaminya gugur (janda), karena tidak ada yang mengurusnya. Hanya satu yang gadis. Bahkan istri pertamanya sudah umur 40 tahun saat Nabi berusia 25 tahun.

Dari kenyataan itulah maka anggapan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu hypersex adalah salah fatal. Bahkan yang lebih fatal adalah ketika orang beranggapan bahwa yang bisa menikahi wanita lebih dari satu sudah merasa bisa menjadi Nabi.

Padahal, menurut Prof Quraish Shihab, hal itu adalah sebuah kesalahan. Orang punya anggapan demikian dikatakan sebagai orang yang bodoh dan sombong yang merasa dirinya seperti Nabi. Dia tidak tahu mengapa Nabi berpoligami.

Prof Quraish Shihab juga menyampaikan bahwa poligami itu adalah seperti pintu darurat di pesawat. Tidak boleh ada yang duduk di situ kecuali orang yang sehat dan mampu. Tidak boleh membuka pintu itu kecuali mendapat izin dari sang pilot.

Begitulah poligami.