Konsultasi Psikologi: Bagaimana Mengatasi Anak Perfeksionis?

 
Konsultasi Psikologi: Bagaimana Mengatasi Anak Perfeksionis?

Assalamu’alaikum wr wb

Saya mau bertanya, bagaimana caranya mengatasi anak yang perfeksionis? Semua-semuanya harus menjadi paling baik, paling tinggi nilainya. Ga boleh ada orang lain yang melebihi dirinya. Akibatnya suka uring-uringan kalau nilai sekolahnya tidak setinggi yang diinginkan. Mohon penjelasannya Pak. Terima kasih banyak atas bantuannya.

Wassalamu’alaikum wr wb

Ibu A

Jawaban:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Terima kasih Bu sudah berbagi dengan kami di sini. Pertama saya sampaikan apresiasi buat Ananda yang senantiasa ingin selalu menjadi yang terbaik. Jarang ada anak yang seperti itu, Bu. Hal ini patut disyukuri. Namun demikian, saya memahami kekhawatiran Ibu terhadap kondisi anak yang akhirnya uring-uringan seperti itu. Ada beberapa hal yang bisa dicoba Bu:

Pertama, perlu dicari tahu dulu penyebabnya. Semakin paham penyebab perilakunya, akan semakin baik pemahaman orang tua kepada anak. Beberapa penyebab antara lain: karakter bawaan, rasa tidak aman (kurang percaya diri), takut dipermalukan, takut kehilangan penerimaan atau penghargaan dari orang lain, terlalu mengejar prestasi hingga memaksakan diri.

Kedua, bantu anak memandang kenyataan. Ajarkan kepada Ananda tentang fakta di dunia nyata bahwa ada menang-kalah, tinggi-rendah, baik-buruk, dst. Serta tunjukkan positif dan negatif dari kejadian yang dialaminya. Ajak Ananda untuk berpikir tentang arti kesuksesan lebih luas, bahwa kesuksesan itu tidak selalu bermakna nilai tertinggi.

Ketiga, ajarkan anak bersyukur. Ananda juga penting untuk diajarkan bagaimana bersyukur. Mensyukuri anugerah nilai yang tinggi dari Tuhan. Tunjukkan bahwa banyak anak lain yang nilainya di bawah dirinya. Artinya Ananda tetap lebih baik dari yang lain, itulah mengapa Ananda harus bersyukur atas itu.

Keempat, bantu anak mengatsi kekecewaan. Di saat anak uring-uringan pasti yang muncul dalam benaknya adalah kalimat-kalimat negatif. Oleh karena itu, orang tua perlu membantunya memunculkan kalimat positif seperti “Tidak ada manusia yang sempurna”, “Nilai saya sudah baik, tapi perlu belajar lebih baik lagi”, “Teman-teman saya banyak yang lebih jelek nilainya, oleh karenanya saya harus percaya diri”, dsb.

Mungkin itu yang bisa saya sampaikan Bu.Mudah-mudahan ada manfaatnya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

 

Salam hormat
Dr. Muhammad Fakhrurrozi, M.Psi,Psi
(Dosen Universitas Gunadarma - innozzi@yahoo.com)