Habib Ali Kwitang: Jangan Kalian Berani Menjatuhkan NU!

 
Habib Ali Kwitang: Jangan Kalian Berani Menjatuhkan NU!

LADUNI.ID, Jakarta - Salah satu ulama yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Betawi adalah Habib Ali Alhabsyi (1870-1968) di Kwitang. Habib Ali Kwitang Al-Habsy merupakan tokoh penting dalam jejaring habaib pada akhir abad ke-19 dan paruh pertama abad ke-20.

Hampir seluruh jejaring habaib di Nusantara dan Haramain terkoneksi dengannya, bahkan beliau juga menghubungkan generasi sebelumnya dengan generasi setelahnya, juga antara ulama pribumi dan ulama hadrami.

Beliau juga sangat perhatian terhadap NU. Pada suatu hari, para kiai berkumpul di Kantor Partai Nahdatul Ulama. Mereka duduk di atas karpet yang digelar di sebuah ruangan besar.

Pada musyawarah ini tampak hadir Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi atau lebih terkenal dengan Habib Ali Kwitang, Al-Habib Ali bin Husein Al-Athas atau Habib Ali Bungur, Al-Habib Muhammad bin Ali Al-Athas. Habib Ali Kwitang memenuhi undangan anak angkatnya, KH. Idham Chalid yang ketika itu merupakan Ketua Umum PBNU.

Selesai musyawarah, semua hadirin tampak masih berada di tempat duduk masing-masing. Mereka akan menyantap hidangan yang disediakan tuan rumah.

Abdullah dan beberapa pemuda NU ketika itu terlihat keluar masuk ruangan hadirin. Ia mengantarkan makanan dan minuman yang disediakan. Pada gilirannya Abdullah berusaha duduk bersimpuh di hadapan Habib Ali Kwitang. Ia pun menurunkan nampan berisi makanan dan minuman.

Habib Ali Kwitang curiga dengan motif di balik nampan. Ia meminta Abdullah untuk mengangkat nampan tersebut. Ketika diangkat, tampaklah lambang NU di pantat nampan.

“Ini kok bisa begini. Maksudnya apa ini?” tanya Habib Ali Kwitang kepada Abdullah dengan suara pelan.

Ruangan mendadak senyap. Semua mata tertuju pada Habib Ali Kwitang dan Abdullah.

“Iya bib, ini adalah penanda bahwa nampan ini milik Partai NU,” jawab Abdullah.

Habib Ali mengangguk. Ia kemudian memanggil KH Idham Chalid.

"Jangan kalian berani-berani membuat jatuh perkumpulan-perkumpulan ini dengan meletakannya di bawah," kata Habib Ali menasihati penuh kasih sayang layaknya orang tua pada anak.

Lahul faatihah

(Anto Djibril)