Kisah Karomah Habib Empang Bogor Selama di Penjara

 
Kisah Karomah Habib Empang Bogor Selama di Penjara

LADUNI.ID, Jakarta - Dalam perjalanan hidupnya, Al Habib Abdullah bin Mukhsin Alatas atau yang kerap disapa dengan panggilan Habib Empang Bogor pernah dimasukkan kedalam penjara oleh pemerintah Belanda pada masa itu dengan alasan yang tidak jelas (difitnah).

Selama dipenjara, kekeramatan beliau makin nampak yang mengundang banyak pengunjung untuk bersilahturahmi dengan beliau. Sampai mengherankan pimpinan penjara dan para penjaganya, bahkan sampai mereka pun ikut mendapatkan keberkahan dan manfaat dari kebesaran beliau.

Selama di penjara ke keramatan Habib Abdullah Bin Mukhsin semakin tampak sehingga semakin banyak orang yang datang berkunjung kerpenjaraan tersebut. Tentu saja hal itu mengherankan para pembesar penjara dan penjaganya. Sampai mereka pun ikut mendapatkan berkah dan manfaat dari kebesaran Habib Abdullah dipenjara.

Setiap permohonan dan hajat yang pengunjung sampaikan kepada Habib Abdullah Bin Mukhsin selalu dikabulkan Allah SWT, para penjaga merasa kewalahan menghadapi para pengunjung yang mendatangi beliau Mereka lalu mengusulkan kepada kepala penjara agar segera membebaskan beliau. Namun, ketika usulan ditawarkan kepada Habib Abdullah beliau menolak dan lebih suka menungu sampai selesainya masa hukuman.

Dalam kejadian di penjara, pada suatu malam pintu penjara tiba-tiba telah terbuka dan telah datang kepada beliau, kakek beliau Al-Habib Umar bin Abdurrahman Alatas (Shohibul Ratib), seraya berkata, ”jika engkau ingin keluar penjara keluarlah sekarang, tapi jika engkau bersabar, maka bersabarlah”.

Dan ternyata beliau memilih bersabar dalam penjara. Pada malam itu juga, beliau telah datangi Sayyidina Al Faqih Muqaddam dan Syekh Abdul Qadir Jaelani. Pada kesempatan itu Sayyidina Al Faqih Muqaddam memberikan sebuah kopiah Al Fiyah kepada beliau, dan Syekh Abdul Qadir Jaelani memberikan surbannya kepada beliau. Ternyata di pagi harinya kopiah tersebut masih tetap berada di kepala al-Habib Abdullah bin Muhsin Alattas. Padahal beliau bertemu dengan al-Faqih al-Muqadam hanya dalam mimpi.

Disebutkan juga dalam sebuah cerita ketika pimpinan penjara menyuruh bawahannya untuk mengikat leher Habib Abdullah Bin Mukhsin dengan rante besi maka atas izin Allah rantai itu terlepas, dan pemimpin penjara beserta keluarga dan kerabatnya mendapat sakit panas, dokter tak mampu mengobati penyakit pemimpin penjara dan keluarganya itu, barulah kemudian pemimpin penjara sadar bahwa penyakitnya dan penyakit keluarganya itu diakibatkan karena dia telah menyakiti Al Habib yang sedang dipenjara.

Kemudian, kepala penjara pengutus bawahannya untuk mendoakan, penyakit yang diderita oleh kepala penjara dan keluarganya itu agar sembuh, maka berkatalah Habib Abdullah kepada utusan itu ambillah borgol dan rante ini diikatkan di kaki dan leher pemimpin penjara itu, maka akan sembuhlah dia.

Kemudian dikerjakanlah apa yang dikatakan oleh Habib Abdullah, maka dengan izin Allah SWT penyakit pimpinan penjara dan keluarganya seketika sembuh. Kejadian ini menyebabkan pimpinan penjara makin yakin akan kekeramatan Habib Abdullah Mukhsin Al Athas.