Pandangan Gus Baha Tentang Seruan Jihad

 
Pandangan Gus Baha Tentang Seruan Jihad

LADUNI.ID, Jakarta - Akhir-akhir ini muncul beberapa lantunan azan yang mengubah lafaz azan dengan kalimat “Hayya alal jihad”. KH. Ahmad Bahaudin Nursalim atau Gus Baha mengatakan bahwa praktik jihad (berperang) ketika zaman Rasulullah merupakan implikasi yang benar, karena ketika itu jelas mana yang benar dan mana yang salah, di mana pasukan Abu Jahal adalah orang yang salah dan pasukan Rasulullah adalah orang yang benar. Tuhan agama Islam (Allah) pasti Tuhan yang benar, sedangkan Tuhan orang-orang kafir (berhala) pasti Tuhan yang salah.

Sementara itu, dalam konteks sekarang, khususnya di Indonesia, jihad (berperang) merupakan praktik yang keliru, karena yang dihadapi sama-sama orang muslim. Sebagai contoh kelompok teroris, mereka menyerukan kalimat Allahu Akbar.

Lebih lanjut Gus Baha mengatakan, “Jika ada orang yang mewajibkan jihad dengan alasan mengikuti sunah Rasulullah, maka ajaran tersebut merupakan ajaran yang salah, karena pada saat itu seruan jihad yang dilakukan oleh Rasulullah merupakan tindakan yang benar, yaitu untuk memerangi orang-orang kafir, sedangkan kita sesama muslim dianjurkan untuk saling melindungi satu sama lain”.

Selain itu makna jihad pun bukan selalu tentang perang. Ketika Rasulullah pulang dari perang Badar di bulan Ramadan, Nabi bersabda, “Kita telah pulang dari jihad yang kecil menuju jihad yang besar.” Para sahabat terheran-heran dan bertanya, “Ya Rasulullah jihad besar apalagi yang kita harus kita hadapi?”.

Rasulullah menjawab, “Jihadun nafsi (jihad melawan hawa nafsu), lebih utama dibandingkan jihad-jihad sebelumnya”. Ala kulli hal, kita tidak dianjurkan untuk melalukan permusuhan terhadap sesama Muslim, sebab tidak pasti musuh kita salah dan kita benar ataupun sebaliknya