LADUNI.ID - Layanan Dokumentasi Ulama dan Keislaman

Menyikapi Suami yang Mengaku Berselingkuh Menurut Prof. Habib Quraish Shihab

by Fachrul
2.406 Views
Jumat, 18 Desember 2020

LADUNI.ID, Jakarta – Tulisan ini merupakan tanya jawab dari 101 persoalan perempuan yang tulis oleh Prof. Habib Quraish Shihab. Di dalam tulisan ini akan menjelaskan tentang bagaimana menyikapi suami yang mengaku berselingkuh dalam pandangan Prof. Habib Quraish Shihab.

***

Saya seorang istri yang sudah 9 tahun menikah, anak kami baru satu. Entah kenapa, tiba-tiba suami mengaku dia sudah selingkuh selama tiga kali. Umut suami saya 38 tahun, sejatinya saya memaafkan keesalahan suami karena dia janji tidak mengulangi lagi, tetapi sejak itu batin saya menolak dan tidak bisa percaya, apa perlu saya istikharah untuk kepastian apakah rumah tangga ini diteruskan atau saya gugat cerai suami? Apakah ini salah satu cara taubat suami saya sebelum usianya 40 tahun? Dalam surat al-Baqaroh ada diuraikan tentang ketertutupan mata hati. Apakah taubat itu salah satu aspeknya?

Fira, Karyawan Bank, Jakarta Selatan

Benar, salah satu cara yang diajarkan Islam menghadapi kebingungan adalah dengan shalat Istikharah, anda bisa melakukan shalat tersebut berkaitan dengan masalah anda di atas.

Baca juga: Menyikapi Permintaan Suami yang Bernada Ancaman Menurut Prof. Habib Quraish Shihab

Namun kiranya menjadi pertimbangan anda bahwa memaafkan atas ketersinggungan atau kesalahan yang ditujukan kepada pribadi seseorang adalah sesuatu yang terpuji dan disukai Allah, walau tidak diwajibkan-Nya.

Sebaliknya, perceraian adalah sesuatu yang sangat buruk dan dibenci Allah, walau tidak dilarang-Nya. Mudah-mudahan penyesalan suami anda dan taubatnya, mengantarnya masuk ke lingkungan Ilahi dalam usianya yang keempat puluh yang merupakan usia sempurna manusia.

Baca juga: Menyikapi Suami yang Korupsi Menurut Prof. Habib Quraish Shihab

Itu yang dapat diharapkan, tanpa menetapkan bahwa itu salah satu cara taubat. Namun, kita dapat berkata bahwa siapa yang menyadari kesalahannya dan bertaubat, maka hatinya telah terbuka dan yang enggan bertaubat, maka mata hatinya tertutup. Demikian, wa Allah A’lam.