Bermula sekitar tahun 1952 salah seorang bernama H. Oesman di dukuh Winong Desa Gejlig Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan membaca situasi dan kondisi masyarakat yang minus secara ekonomi dan jiwa keagamaannya, karena merasa terpanggil hatinya, ditahun yang sama maka beliau berupaya membangun sebuah lingkungan yang bisa dikatakan layak dan bernuansa religius, padahal secara ekonomi H. Oesman belum mampu untuk merealisasikan hal tersebut, namun dengan jiwa perjuangan dan bekal sebidang tanah yang dimilikinya yang pada akhirnya diwakafkan untuk dibangun sebuah masjid dan majlis ta’lim untuk mendalami ilmu agama.
Perjalanan panjang H. Oesman akhirnya berlabuh pada sekian banyak keturunan keluarganya dalam rangka mengembangkan dan meneruskan keinginannya tersebut, sehingga pada tahun 1970 perjalanan berikutnya dilanjutkan oleh putra ke-13nya yaitu H. Arifin Oesman.H. Arifin Oesman berusaha melihat dari dekat situasi yang bisa dikatakan sangat memprihatinkan tersebut.
Keadaan yang semula jauh sekali dengan nuansa religius dirubah beliau sedikit demi sedikit menjadi tempat yang bernuansa religius dengan kegiatan-kegiatan ala pesantren walaupun dengan sarana yang kurang memadai dan bertahan hingga tahun 1980. Pada tahun 1986, sosok pahlawan H. Oesman tutup usia dan bersamaan dengan itu masjid dan majlis ta’lim yang dibangunnya rusak dan roboh. Sebagai pewaris dan pemangku amanat, H. Arifin Oesaman berusaha dengan segala perjuangannya dan atas restu Habib Ali bin Ahmad Al Attas, para ulama, para kyai dan tokoh masyarakat berdirilah kembali masjid tersebut.
Hingga pada tahun 1990 H. Arifin Oesman mengkader para santri kurang lebih 100 santri. Dengan santri-santri tersebut maka tahun 1993 berdirilah sebuah pesantren bernama Pondok Pesantren Al-Utsmani diatas tanah seluas 12 x 25 m² yang kemudian diserahkan kepada menantu beliau yang bernama KH. Shohibul Ulum sebagai pengasuh pondok pesantren sekaligus meneruskan perjuangan H. Arifin Oesman sampai sekarang.
Kemudian pada tahun 1998 didirikan pondok pesantren putri dengan nama Al-Mardliyah (sekarang menjadi nama blok kamar pondok putri) diatas tanah seluas 70 x 26 m², dan sampai sekarang menjadi sebuah pesantren yang memiliki banyak santri putra dan putri dengan sarana dan prasana yang layak dan mendukung.
Pondok Pesantren Al-Utsmani Winong Gejlig Kajen berorientasi pada materi pembelajaran yang bersumber dari kitab-kitab kuning. Beberapa kitab diajarkan kepada santri setiap harinya dengan jadwal kegiatan yang disusun tertib mempermudah santri untuk memanaj waktu mereka.
Dukuh Winong, Desa Gejlig, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan
Kode Pos: 51161
Telepon: (0285) 381-283
Data pesantren lebih lengkap per propinsi dan kabupaten/kota dapat dicek di wiki.laduni.id/pesantren
Untuk berpartisipasi memperbarui informasi ini, silakan mengirim email ke redaksi@laduni.id.
Memuat Komentar ...