Kisah Pertama Kali Gus Miek Mendapatkan Futuh

 
Kisah Pertama Kali Gus Miek Mendapatkan Futuh

LADUNI.ID, Jakarta - Di perbincangan hangat kami di sore tadi, saya bertanya, "Abah, kenalkah atau pernah berjumpa dengan Mbah Utsman al-Ishaqy Surabaya?"

"Ya, pernah, saat bersama Gus Miek dan gurunya yang bernama Mbah Mukarram di Gurah Kediri." Jawab Abah Sangadiah.

"Sufi itu bisa didengar, tapi tidak bisa dilihat," lanjutnya. "Gus Miek itu khawariq, dzahirnya suka ke bioskop, tempat karoke dan minum-minuman keras. Tapi beliau seorang sufi, wali Allah. Sufi itu ada yang dibungkus, ditutupi Allah sebagai pejabat, pebisnis, ustadz, ulama dan orang faqir."

Lanjut Abah Sangadiah, "Guru Gus Miek itu unik. Seorang wali, tapi Allah bungkus dia menjadi masinis KA di Gurah Kediri. Di Kediri dulu itu terkenal nama Mbah Badar banyak gus-gus dari Kediri yang berguru padanya, dan Mbah Mukarram yang tidak banyak orang mengetahuinya. Nama Mbah Mukarram dikenal di khalayak saat tidak lagi di Kediri."

"Dari Mbah Mukarram lah Gus Miek mendapatkan futuh, kunci ilmu dan kewalian. Awalnya saat itu Gus Miek didatangi Mbah Mukarram memintanya ikut ke pasar. "Mim, ayo ikut aku ke pasar," pinta Mbah Mukarram kepada Gus Miek alias KH. Hamiem Jazuli."

"Tanpa banyak tanya Gus Miek langsung patuh apa kata gurunya itu. Padahal waktu itu Gus Miek masih mengenakan pakaian biasa dan nyeker (tanpa alas kaki/sandal). Karena perintah guru, Gus Miek langsung mengikuti langkah kaki sang guru tanpa repot ganti pakaian atau ambil alas kaki di rumah."

"Sesampai di tengah pasar Gus Miek diminta menunggu, sedangkan gurunya pergi begitu saja entah ke mana. Hampir seharian Mbah Mukarram tak kunjung datang. Sesudah sehari penuh, Mbah Mukarram baru nampak dan kaget Gus Miek masih di situ menunggunya."

"Dari situlah Gus Miek mendapatkan kunci futuh dari seorang guru yang dzahirnya Allah bungkus sebagai masinis Kereta Api. Dulu Mbah Mukarram nginepnya di rumah dinas PT PJKAI Gurah Kediri."

Banyak sekali ilmu dan hikmah serta keteladanan dari beliau Abah Prof. DR. KH. TB. Sangadiah, MA. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bantani Pandeglang Banten yang juga masrkas komando (pusat) Paguron Jalak Banten Nusantara. Beliau merupakan salah satu guru Abah Habib Luthfi bin Yahya.