Syajaratul Ma’arif Bagian 5: Perintah-Perintah yang Bersifat Bathin (2)

 
Syajaratul Ma’arif Bagian 5: Perintah-Perintah yang Bersifat Bathin (2)

LADUNI.ID, Jakarta - Tulisan ini adalah kelanjutan isi dari kitab Syajaratul Ma’arif: Tangga Menuju Ihsan karya Syaikh Al-‘Izz bin Abdus Salam. Pada tulisan kali ini, membahas tentang kelanjutan bab 5 tentang “Perintah-Perintah yang Bersifat Bathin” yang dijelaskan dalam beberapa tema. Selamat membaca.

***

Melihat Perkara-perkara Inderawi Seperti Mengenal Kiblat, Waktu Ibadah, Bersuci, Najis dan Hal yang Merusak

Melihat adalah sebuah aktivitas yang akan mengantarkan pada pengetahuan, atau akidah, atau asumsi. Sebab tidaklah mungkin terjadi taqarrub kepada Allah dengan keraguan dan ilusi atau delusi. Dan tidaklah cukup dalam hal yang menyangkut Dzat dan Sifat-Nya hanya dengan asumsi dan kira-kira.

Hendaknya ada keyakinan yang kuat atau pengetahuan. Sebab jika hanya dicukupkan dengan asumsi dalam masalah ini, maka asumsi itu juga bisa membolehkan sesuatu yang aib dan kekurangan atas Sang Mahakuasa. Tentu saja ini akan menafikan keagungan dan kebesaran, menafikan kerendahan dan ketundukan.

Ini berbeda dengan seseorang yang sudah sangat yakin di mana dia telah sangat yakin seyakinyakinnya menafikan semua kekurangan dari Sang Mahakuasa. Dan dia mencukupkan diri dengan asumsi dalam hal cara mengetahui hukum Allah SWT. Sebab Tuhanlah yang memutuskan sesuai dengan kehendak-Nya sesuai asumsi atau sebaliknya. Dan dalam hal ini tidak ada cela, dan tidak ada juga kekurangan.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN