Sosiolog: Renungan di Era Persimpangan Jalan

 
Sosiolog: Renungan di Era Persimpangan Jalan

LADUNI.ID, Jakarta - Dalam gerak sejarah perubahan di manapun, baik tingkat lokal, nasional maupun internasional, sedikitnya selalu ada tiga jenis kelompok:

Kelompok pertama, adalah kelompok yang dalam menjalani kehidupan sehari-hari tak tahu dan tak paham bahwa di depan matanya tengah terjadi sebuah proses perubahan. Kelompok ini tak mampu melihat, di sana ada orang-orang berkeringat, berjuang siang dan malam, memeras otot dan otak, membulatkan tekad agar perbaikan-perbaikan dapat terjadi di masa depan.

Kelompok kedua, adalah kelompok yang tahu bahwa di depan matanya tengah terjadi sejarah penting. Namun walaupun tahu, kelompok ini memilih menjadi penonton. Dari jauh mereka hanya menatap, dan enggan ikut berpeluh. Bahkan, dalam sejarah, ada sebagian dari kelompok ini yang kemudian berubah, tak hanya menonton, namun tergerak untuk  menjadi pecundang, mencoba menyerimpung terjadinya perubahan. Bagi kelompok ini perubahan sangat menakutkan karena menciptakan ketidakpastian, walau sejatinya perubahan yang terjadi ini akan membawa berkah dan anugerah bagi banyak orang.

Kelompok ketiga, adalah kelompok yang sangat sadar bahwa di hadapan matanya tengah terjadi perubahan yang memberi harapan perbaikan di masa depan. Kelompok ini, tak hanya melihat dan berpangku tangan, tetapi antusias ingin ikut menjadi bagian dari penggerak. Karena itu, mereka ikut terjun langsung, menjadi bagian pendorong proses perubahan agar dapat berjalan cepat, sesuai rel yang diidamkan. Mereka paham, inilah kesempatan terbaik untuk menjadikan peran hidupnya lebih bermakna.

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia,” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni).

Mereka tahu persis, anak dan cucu mereka kelak akan mengenang buah tangan mereka yang membawa kebaikan.

Semoga apa yang tengah terjadi di negeri ini di era turbulensi, memberi gambaran nyata, mana kepalsuan dan mana kebenaran, mana pecundang dan mana pejuang. Semoga barisan penggerak  menuju sinar kebenaran berbaris lebih kuat daripada kelompok para pecundang.

Ada firman Tuhan yang harusnya selalu menggema.

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Tuhan tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka,” (TQS. Ar-Ra’d [13]: 11).(*)

***

Penulis: Imam B. Prasodjo (Sosiolog UI)
Editor: Muhammad Mihrob