Khutbah Jumat: Menaati Risalah Kenabian Sebagai Wujud Keimanan

 
Khutbah Jumat: Menaati Risalah Kenabian Sebagai Wujud Keimanan

KHUTBAH PERTAMA :

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ مَنْ تَوَكَّلَ عَلَيْهِ بِصِدْقِ نِيَّةٍ كَفَاهُ وَمَنْ تَوَسَّلَ إِلَيْهِ بِاتِّبَاعِ شَرِيْعَتِهِ قَرَّبَهُ وَأَدْنَاهُ وَمَنِ اسْتَنْصَرَهُ عَلَى أَعْدَائِهِ وَحَسَدَتِهِ نَصَرَهُ وَتَوَلاَّهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ حَافَظَ دِيْنَهُ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ، خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ، اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Berangkat dari atas mimbar ini, khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan kepada kita semua, untuk senantiasa berupaya senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dengan segenap keteguhan hati dan kemantapan jiwa, dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan dengan penuh ketabahan dan kesabaran.

Kaum Muslimin yang berbahagia,

Allah s.w.t. berfirman di dalam al-Qur’an:

وَلَقَدْ أَرْسَلنَا إِلَى أُمَمٍ مِّن قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاء وَالضَّرَّاء لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ -٤٢-

Artinya "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri." (QS. Al-An’am, 06:42).

Baca juga: Khutbah Jumat: Bagaimana Memahami Keesaan dan Kekuasaan Allah SWT?

Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah s.w.t. telah mengutus rasul dan para nabi kepada umat terdahulu. Nabi dan rasul itu mengajak umat manusia agar memeluk agama tauhid, hanya menyembah kepada Allah s.w.t.. Para rasul telah menyampaikan berita gembira pada umatnya masing-masing, demikian juga peringatan bagi mereka. Maka, siapa yang beriman dan berbuat kebajikan, akan memperoleh kebahagiaan pada masa kini maupun masa depan. Sebaliknya, mereka yang membangkang dan merusak di muka bumi, akan memperoleh balasan keburukan yang setimpal dengan amal dan perbuatannya.

Kaum Muslimin yang berbahagia,

Datangnya para nabi dan rasul kepada umatnya, selalu mendapat tantangan yang keras. Karena itu, umat para nabi dan rasul terdapat dua golongan. Golongan yang pertama, mentaati dan beriman kepada ajakan para nabi dan rasul. Merekalah yang memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Golongan yang kedua, adalah mereka yang menentang dan memusuhi para nabi dan rasul. Karena itu, mereka ditimpa kesengsaraan, malapetaka, dan permusuhan di antara mereka. Hal itu merupakan cobaan atau ujian agar mereka bisa mengambil pelajaran dari peristiwa itu sehingga mereka bertaubat dan mengikuti seruan para nabi dan rasul tersebut. Telah menjadi tabiat manusia, apabila mereka ditimpa bahaya, kesengsaraan dan peperangan, mereka mengingat Allah dan memohon pertolongan kepada-Nya. Hal ini terjadi karena cobaan-cobaan itu membuat perasaan mereka bertambah halus, budi pekertinya semakin baik, dan jiwanya terlatih, sehingga jiwanya dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Maka, tumbuhlah sikap saling mencintai dan menyayangi.

Kaum Muslimin yang berbahagia,

Sekiranya umat terdahulu itu tidak menentang para nabi dan para rasul, niscaya mereka tidak dikenai percobaan-percobaan yang memberatkan mereka. Sesungguhnya yang paling baik bagi mereka adalah mentaati sepenuh hati ajakan para nabi dan rasul, mentaati segala perintah Allah, dan menjauhi segala larangan-Nya. Allah berfirman:

فَلَوْلا إِذْ جَاءهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُواْ وَلَـكِن قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ -٤٣-

Artinya"Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan." (QS. Al-An’am, 06:43).

Kaum Muslimin yang berbahagia,

Karena sebagian besar hati mereka telah keras dan tertutup, maka tidak dapat menerima peringatan dan pelajaran apapun yang disampaikan pada mereka. Selain itu, syaitan telah menampakkan ke dalam hati dan pikiran mereka rasa senang dan bangga untuk melakukan perbuatan dosa dan syirik. Mereka cenderung untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela itu. Allah s.w.t. akan menguji mereka dengan peringatan-peringatan yang menyengsarakan mereka, sebagaimana disebutkan di dalam al-Qur’an:

فَلَمَّا نَسُواْ مَا ذُكِّرُواْ بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُواْ بِمَا أُوتُواْ أَخَذْنَاهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ -٤٤-

Artinya "Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (QS. Al-An’am, 06:44).

Baca juga: Khutbah Jumat: Ridho dan Ikhlas apakah Sama?

Ketika orang-orang kafir telah keras hatinya, dan telah dipalingkan oleh syaitan untuk melupakan peringatan dan ancaman Allah, dan bertambahnya keingkaran mereka, maka Allah menguji mereka dengan mendatangkan berbagai kebaikan. Mereka diuji dengan memperoleh rizki yang melimpah, jasmani yang sehat, hidup dalam keamanan, dan terbukalah pintu-pintu kesenangan. Pada saat mereka hidup dalam serba nikmat itu, mereka tidak menyadari bahwa sebetulnya, itu adalah karunia Allah. Mereka merasakan itu adalah hanya hasil usahanya sendiri. Dengan demikian, mereka semakin angkuh dan sombong, serta tidak bersyukur kepada Allah. Nikmat dan karunia itu mereka jadikan untuk menambah kekuasaan dan kebesaran mereka.

Kaum Muslimin yang berbahagia,

Apabila orang-orang yang ingkar itu telah bergembira dan bersenang-senang dengan nikmat yang diberikan Allah, maka Allah s.w.t. menimpakan azab kepada mereka dengan tiba-tiba, sehingga mereka berduka cita, menyesal, dan putus asa dari rahmat Allah. Nabi s.a.w. bersabda:

"Apabila kamu melihat Allah s.w.t. memberikan kepada seorang hamba kenikmatan dunia yang disukainya atas perbuatan maksiatnya, itu merupakan suatu istidraj (azab yang diberikan secara berangsur-angsur). (HR. Ahmad, 3559)"

Dari hadits ini, bisa dipahami bahwa cobaan atau ujian yang diberikan Allah kepada umat manusia ada dua macam. Pertama cobaan berupa kenikmatan, kekayaan, dan kebahagiaan, dan yang kedua adalah cobaan atau ujian berupa bencana dan kesengsaraan. Orang-orang yang beriman apabila menghadapi cobaan yang pertama, mereka semakin banyak bersyukur dan semakin menyadari akan besarnya manfaat dari karunia Allah. Sebaliknya, apabila mereka ditimpa oleh cobaan atau ujian berupa kesengsaraan dan kesulitan, maka mereka tetap sabar dan selalu memohon kepada Allah s.w.t. agar dilepaskan dari cobaan itu. Orang-orang kafir, apabila dicoba dengan cobaan yang pertama, mereka semakin angkuh dan sombong. Mereka merasa bahwa semua itu adalah hasil karyanya sendiri, sama sekali tidak menyadari bahwa itu merupakan karunia Allah.  Sebaliknya, apabila mereka diuji dengan bencana dan kesulitan, mereka berputus asa dari rahmat Allah.

Kaum Muslimin yang berbahagia,

Oleh karena itu, beruntunglah orang-orang mukmin yang senantiasa bersyukur pada saat memperoleh nikmat dan bersabar apabila diuji dengan kesengsaraan dan kesulitan. Disebutkan dalam sabda Nabi:

"Adalah menakjubkan keadaan orang yang beriman, sesungguhnya semua keadaan yang mengenainya adalah baik baginya. Hal seperti ini tidak didapat orang seorang pun kecuali oleh orang yang beriman. Apabila kebahagiaan mengenai mereka, maka mereka bersyukur, maka itu baik baginya. Dan apabila kesulitan menimpanya, ia bersabar, maka itupun baik baginya" (HR. Muslim, 5322).

Mereka yang ingkar dan mendustakan para rasul akan ditimpa kehancuran. Disebutkan ayat berikut:

فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِينَ ظَلَمُواْ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ -٤٥-

Artinya"Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al-An’am, 06:45).

Ayat ini menjelaskan bahwa mereka yang mengingkari kebenaran dan mendustakan para nabi dan rasul akan binasa, disebabkan oleh amal perbuatan mereka sendiri. Tidak ada seorang pun yang luput dari azab itu. Segala puji bagi Allah yang telah menetapkan sunnah-Nya dalam kehidupan alam semesta. Sesungguhnya siapa yang beriman dan berbuat baik, akan memperoleh kebahagiaan yang abadi. Sebaliknya mereka yang kafir dan menolak kebenaran, akan tercampakkan dalam kehinaan dunia dan ukhrawi.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Demikianlah khotbah singkat kali ini, semoga hal ini dapat menjadi bahan renungan yang mendalam, bagi kita semua amin.

بارَكَ اللهُ لِي ولَكُمْ فِي الْقُرْءانِ الْعَظِيمِ  ونَفَعَنِي وإِيَّاكُمْ مِنَ الْآياتِ  وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ أَقُلُ قَوْلِي  هذا وَأَسْتَغفِرُ اللهَ لِيْ ولَكُمْ ولِجَمِيعِ الْمٌسلِمِين فاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّه تعالى جَوادٌ كَرِيمٌ مَلِكُ بَرٌّ رَءُوْفٌ رَحِيمٌ.

KHUTBAH 2

سَيِّدُ الْإِنْسِ والْبَشَرِ.اللَّهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ على سيِّدِنا على عَبْدِكَ  ورَسُولِك محمَّدٍ وآلِه وصَحْبِه مَااتَّصَلَتْ عَينٌ بِنَظَرٍ وأُذُنٌ بِخَبَرٍ. ( أمّا بعدُ ) فيَآايُّهاالنّاسُ اتَّقُوا اللهَ تعالى وَذَرُوا الْفَواحِشَ ما ظهَرَ مِنْها وما بَطَنَ وحافَظُوا على الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجُمُعَةِ والجَماعَةِ . وَاعْلَمُوا  أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ  فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ. فَقالَ تعالى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا اللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى آلِ سيِدِنَا محمَّدٍ  كَما صَلَّيْتَ على سيِّدِنا إِبراهِيمَ وعلى آلِ سيِّدِنَا إِبراهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاء الرّاشِدِينَ الَّذينَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكانُوا بِهِ يَعْدِلُونَ أَبي بَكْرٍ وعُمرَ وعُثْمانَ وعلِيٍّ وَعَنِ السَتَّةِ الْمُتَمِّمِينَ لِلْعَشْرَةِ الْكِرامِ وعَنْ سائِرِ أَصْحابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعينَ وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ. اللَّهمَّ لا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ فِي عُنُقِنَا ظَلَامَة ونَجِّنَا بِحُبِّهِمْ مِنْ أَهْوالِ يَومِ الْقِيامَةِ. اللَّهمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ والمُسلمينَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ والمُشْركِينَ. ودَمِّرْ أَعْداءَ الدِّينِ. اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا. وَاجْعَلِ اللَّهمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ  اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا. وَاجْعَلِ اللَّهمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ

DOA KHUTBAH

اللَّهمَّ اغْفِرْ لِلمُسلِمينَ والمُسلماتِ والمُؤْمنينَ والمُؤْمِناتِ الْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ والزِّنا والزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوءَ الفِتَنِ ما ظَهَرَ مِنْها وما بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا هَذا خاصَّةً وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسلمينَ عامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ.رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الآخرة حَسَنَةً  وقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى  ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِوَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَكْبَرُ.

 

_________________________________
*Oleh: Dr. KH. Zakky Mubarak, MA