In Memoriam Kiai Minan Abdillah Kajen: Kiai Yang Tawaddu'

 
In Memoriam Kiai Minan Abdillah Kajen: Kiai Yang Tawaddu'
Sumber Gambar: Facebook Gwen

Laduni.ID, Jakarta - Beliau salah satu guru alfaqir yang mengajarkan ilmu tafsir ketika kami belajar di Mathali'ul Falah Kajen, sosok guru yang selalu mengajarkan ketawaddu'an kepada kami para muridnya, dengan perilaku tidak hanya dengan tutur kata saja.

Tatapan wajahnya selalu kebawah, sampai kami para santrinya sungkan untuk memandang beliau, tutur kata yang lembut dan sorot mata yang penuh keteduhan.

Kiai Yang Benar-Benar Min Hamalatil Qur'an

Setelah hatam bilghoib dengan guru mulia kami, KH. Abdurrozaq Kajen (Gus Rozaq, begitu saat itu kami para santri menyebut nama beliau) alfaqir berkesempatan Tabarrukan setoran hafalan Alqur'an ke KH. Ahmad Minan Abdillah (Buya Minan begitu kami para santri menyebut beliau) hingga juz 18, karena sudah diminta guru kami yang lain KH. Nu'man Thohir untuk segera berangkat ke Jakarta untuk belajar di LIPIA Jakarta.

Ada kenangan hingga sekarang yang tidak akan pernah hilang ketika setor hafalan dengan beliau, para santri semua antri dengan rapi, wajah menatap kebawah, berjalan dengan tumit, sambil dag-dig-dug apakah lancar setor hafalan apa tidak. Kami biasa mengaji kadang tiga santri langsung membaca berbarengan dan semua tertashih oleh beliau. MasyaAllah.

Hampir kawan-kawan yang setor ke beliau kalau tidak lancar tidak akan berani maju sama sekali, walaupun hanya salah satu ayat, karena kadang ada yang dibiarkan beliau tanpa dibetulkan hingga lebih dari setengah jam duduk di hadapan beliau. pokoknya hingga keringat mengucur deras.

Satu momen alfaqir setor hafalan surat Almaidah ayat 114

قَالَ عِیسَى ٱبۡنُ مَرۡیَمَ ٱللَّهُمَّ رَبَّنَاۤ أَنزِلۡ عَلَیۡنَا مَاۤىِٕدَةࣰ مِّنَ ٱلسَّمَاۤءِ تَكُونُ لَنَا عِیدࣰا لِّأَوَّلِنَا وَءَاخِرِنَا وَءَایَةࣰ مِّنكَۖ وَٱرۡزُقۡنَا وَأَنتَ خَیۡرُ ٱلرَّ ٰ⁠زِقِینَ

وَءَایَةࣰ مِّنكَۖ

 

Nunnya terlewat وَءَایَةࣰ مِّكَۖ, hampir 15 menit beliau kasih kode ketuk kalau ada bacaan yang salah, tapi santri bodoh ini tidak faham sisi mana yang salah, karena efek kurang teliti membaca dan menghafal, kemudian setelah 15 menit berjalan langsung dibetulkan beliau dengan teguran keras.

Setelah peristiwa itu alfaqir kalau tidak benar-benar lancar dan sudah disetorkan berulang-berulang ke kawan untuk ditashih dulu, tidak berani maju untuk setor hafalan.

Kiai Alim Yang Istiqomah Mengajar Tafsir Jalalain

Alfaqir saat masih di pondok kadang mengikuti kajian tafsir jalalain beliau di Musholla kampung, mayoritas yang mengaji orang-orang tua, maka kalau ngaji agak canggung karena jarang anak pondok, penjelasan yang detail, mudah dicerna bagi siapapun yang ikut mendengarkannya.

Kiai Yang Suara Dan Bacaanya Selalu Dirindu

Bagi alfaqir dan kebanyakan santri kajen saat itu, setiap Jum'at adalah momen yang istimewa, selain bisa salaman dengan masyayih kajen setelah sholat jum'at, juga saat sholat jum'at selalu mendengarkan lantunan ayat yang dibacakan oleh beliau saat menjadi imam, karena saat itu di masjid Jami' Kajen siapapun khotibnya imamnya selalu beliau, karena beliau paket lengkap, Ya Alim, ya Ahlul Qur'an, kecuali ada udzur baru digantikan kiai lainnya.

Ya Allah, sudah berlalu hari di mana beliau engkau panggil disisiMu, anugerahkan kedudukan yang mulia bagi guru kami, anugerahkan Rahmat dan AmpunanMu untuk kiai kami, Alfatihah

 

Oleh: Ahmad Mujab Muthohhar – Alumni Mathole' 2003 & Alumni Pondok Kulon Banon