Hakikat Anak Shalih

 
Hakikat Anak Shalih
Sumber Gambar: Facebook Majlis Ta'lim Darul Hasyimi Yogyakarta

Laduni.ID, Jakarta - Anak yang shalih adalah yang selalu mentaati perintah Allah SWT sunnah Nabi SAW dan orang tua. Adapun berdoa untuk orang tua adalah bagian yang paling kecil dari segala perbuatan amal shalih (dibanding kewajiban-kewajiban lain kepada orang tua) sedangkan keshalihan seseorang dirintis sejak dini.

Letaknya keshalihan bukan pada bentuk perbuatan, tapi perbuatan itu akan muncul dari hati seseorang yang dididik sejak dini untuk mentaati Allah SWT sunnah Nabi SAW dan orang tua. Hati seseorang yang seperti inilah yang akan menciptakan amal perbuatan yang baik.

Tanda-tanda anak yang shalih bisa dilihat bagaimana ia memperlakukan kedua orang tuanya dengan baik, tidak pernah membantahnya, meski kedua orang tuanya tidaklah pandai. Dan masih banyak lagi tanda anak yang shalih, sebab kata shalih itu sangat luas maknanya dan sulit diterjemahkan.

Banyak hal yang bisa diperbuat agar agar anak menjadi shalih, yaitu dengan memberikan sebab-sebab keshalihan dengan hal-hal yang baik. Ulama-ulama sepuh dahulu selalu memberikan pesan pada generasi penerus agar keturunannya kelak menjadi manusia yang shalih, hebat, dan berkah. Berikut pesan-pesannya:

1. Kasih harta yang Halal, anak jangan sampai diberi harta yang masih 'remang-remang' kehalalannya, apalagi yang haram sangat dilarang.

2. Puasai hari kelahiran anak. Orang tua hendaknya mempuasai hari kelahiran anaknya walaupun hanya sebulan sekali.

3. Menjaga lisan, artinya orang tua selain menjaga lisan kepada anaknya, juga jangan sampai orang tua meng-ghibah, mencaci atau menghina orang lain, terlebih guru anaknya, walaupun guru itu di hadapan manusia terlihat orang biasa.

4. Setiap sang ibu mencuci beras yang akan dimakan anaknya, hendaknya beras itu dibacakan Bismillah 21 kali dan Shalawat 11 kali.

Orang-orang yang derajatnya tinggi di sisi Allah tentu keshalihannya meningkat lagi. Mereka ini ibarat orang yang berenang di tengah lautan, sedangkan kita ini ibarat orang-orang yang berada di pinggir lautan. itu saja dahulu.

Kutipan Tanya Jawab oleh Habib Luthfi bin Yahya dalam rubrik Al Kisah

اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله واصحابه اجمعين

 

Sumber: Facebook Majlis Ta'lim Darul Hasyimi Yogyakarta