Ber-Shadaqah Laksana Petani Menabur Benih

 
Ber-Shadaqah Laksana Petani Menabur Benih
Sumber Gambar: Facebook Rakimin Al Jawiy

Laduni.ID, Jakarta – Kedahsyatan bershadaqah telah digambarkan Allah SWT, dalam firmanNya :

ﻣَﺜَﻞُ اﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﻨْﻔِﻘُﻮﻥَ ﺃَﻣْﻮَاﻟَﻬُﻢْ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ اﻟﻠَّﻪِ ﻛَﻤَﺜَﻞِ ﺣَﺒَّﺔٍ ﺃَﻧْﺒَﺘَﺖْ ﺳَﺒْﻊَ ﺳَﻨَﺎﺑِﻞَ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺳُﻨْﺒُﻠَﺔٍ ﻣِﺎﺋَﺔُ ﺣَﺒَّﺔٍ ۗ ﻭَاﻟﻠَّﻪُ ﻳُﻀَﺎﻋِﻒُ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺸَﺎءُ ۗ ﻭَاﻟﻠَّﻪُ ﻭَاﺳِﻊٌ ﻋَﻠِﻴﻢٌ

Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah: 261)

Ayat ini berpesan kepada kita agar tidak merasa berat menafkahkan harta, karena apa yang disedekahkan akan tumbuh berkembang dengan berlipat ganda.

Perumpamaan keadaan yang sangat mengagumkan dari orang-orang yang menafkahkan harta laksana seorang petani yang menabur butir benih. Sebutir benih yang ditanamnya menumbuhkan tujuh butir. Dan pada setiap butir terdapat seratus biji.

Dengan perumpamaan mengagumkan itu, ayat ini mendorong manusia untuk berinfak dan sedekah. Bukankah jika ia menanam sebutir di tanah, tidak lama kemudian ia akan mendapatkan benih itu tumbuh berkembang sehingga menghasilkan buah yang sangat banyak? Kalau tanah yang diciptakan Allah memberikan sebanyak itu, apakah kita ragu menanamkan harta kita di tangan Allah? Apakah keyakinan kita kepada tanah melebihi keyakinan kita kepada sang Pencipta tanah? Semoga kita bisa menjawabnya!

Dalam hal ini, Nabi Saw mengilustrasikan:

اَلسَّخَاءُ شَجَرَةٌ فِى الْجَنَّةِ أَغْصَانُهَا مُتَدَلِّيَاتٌ فِى الدُّنْيَا فَمَنْ أَخَذَ غُصْنًا مِنْهَا قَادَهُ إِلَى الْجَنَّةِ , وَالْبُخْلُ شَجَرَةٌ فِى النَّارِِ أَغْصَانُهَا مُتَدَلِّيَاتٌ فِى الدُّنْيَا فَمَنْ أَخَذَ غُصْنًا مِنْهَا قَادَهُ إِِلَى النَّارِِ

“Dermawan itu bagaikan pohon di surga yang dahan-dahannya melengkung menonjol ke dunia. Maka barang siapa yang mengambil satu dahan dari pohon di surga, maka dia akan dibimbing ke surga, dan sifat kikir itu bagaikan pohon di neraka yang dahan-dahanya melengkung menjolok ke dunia. Maka barangsiapa yang mengambil sebatang dahan dari pohon di neraka maka dia dihalau (dituntun) ke neraka.”

Lalu bagaimana, agar mudah menafkahkan harta kita dijalan Allah? Rasulullah Saw memberikan sugesti kepada kita, yang berisi:

اَلصَّدَقَةُ إِِذَا خَرَجَتْ مِنْ يَدِ صَاحِبِِهَا تَكَلَّمَتْ بِِخَمْسِِ كَلِمَاتٍ :

اْلأُوْلَى كُنْتُ صَغِيْرَةً فَكَبَّرْتَنِى وَالثَّانِيَةُ كُنْتُ حَارِِسِى فَالآنَ صِرْتُ حَارِِسَتَكَ وَالثَّالِثَةُ كُنْتُ عَدُوَّكَ فَاحْبَبْتَنِى وَالرَّابِِعَةُ كُنْتُ فَانِيَةً فَاَبْقَيْتَنِى وَالْخَامِسَةُ كُنْتُ قَلِيْلَةً فَكَثَّرْتَنِى.

Sedekah itu bilamana keluar dari tangan pemiliknya, berkata dengan lima kalimat:

  1. Semula aku adalah kecil, maka engkau telah membesarkan aku
  2. Semula engkau adalah penjagaku, maka sekarang aku menjadi penjagamu
  3. Semula aku adalah musuhmu, maka sekarang engkau mencintai aku.
  4. Aku adalah sesuatu yang punah, maka engkau jadikan aku sesuatu yang kekal.
  5. Aku adalah bilangan sedikit, maka engkau jadikan aku jumlah bilangan banyak.

Akhirnya, belajar dari petani, kiranya sedekah yang kita amalkan, laksana benih yang ditabur agar tumbuh dan berkembang. Panen rayanya adalah mengetam hasil rizki yang berlimpah nan berkah, terlebih dalam menyongsong keberuntungan dunia dan akhirat kita.

Semoga manfaat!

 

Oleh: Rakimin Al-Jawiy – Dosen Psikologi Islam Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA)