Keberkahan Sedekah yang Tidak Terjangkau oleh Logika Manusia

 
Keberkahan Sedekah yang Tidak Terjangkau oleh Logika Manusia
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Sedekah memiliki banyak manfaat. Selain sebagai amal yang sangat dahsyat yang bisa dilakukan oleh siapa saja, sedekah juga bisa menjadi amalan yang dapat melipatgandakan pahala dari amalan sedekah kita.

Secara kalkulatif, sedekah memiliki hitungannya sendiri yang berbeda dengan hitungan dalam matematika. Jika dalam matematika menggunakan rumus perkalian 1x1 =1 Maka dalam matematika sedekah menggunakan rumus perkalian 1x1 = 700. Hal ini sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah SWT: 

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261). 

Dari ayat ini, setidaknya dapat menunjukkan bahwa setiap satu sedekah akan berlipat ganda hingga 700 ganjaran dari Allah SWT. Maka tidak ada kamus miskin bagi para dermawan. Bahkan, matematika sedekah bukan sekadar menghasilkan angka 700. Tapi, sedekah juga menghasilkan jumlah tak terhingga (infinity).

Hal ini sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah SWT berikut ini:

لَا خَيْرَ فِيْ كَثِيْرٍ مِّنْ نَّجْوٰىهُمْ اِلَّا مَنْ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوْ مَعْرُوْفٍ اَوْ اِصْلَاحٍۢ بَيْنَ النَّاسِۗ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ اَجْرًا عَظِيْمًا

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhoan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS. An-Nisa: 114).

Dari ayat ini pula kita tahu petunjuk tentang keutamaan bersedekah. Dan kita tahu bahwa bersedekah bukanlah sekadar melatih kepekaan sosial kepada sesama (filantropi).

Sebab itu, matematika kebaikan kadang luput dari logika manusia. Karena matematika kebaikan adalah kehendak Allah SWT belaka, yang tentunya bersifat adil (Al-’Adl), pengasih dan penyayang (Ar-Rahman, Ar-Rahim), pengampun (Al-Ghafur), merajai (Al-Malik), dan suci (Al-Quddus).

Perlu digarisbawahi, meski hakikatnya berbuat kebaikan bukanlah untuk menghitung-hitung pahala, tapi, hitung-hitungan di atas menunjukkan keadilan dan kasih sayang Allah SWT dalam memberikan ganjaran kepada para hamba-Nya yang berbuat baik.

Jadi, jikapun kita dilemparkan ke neraka oleh Allah SWT, maka memang hal itu hanya disebabkan oleh kezaliman yang kita lakukan sendiri. Karena sungguh Allah SWT tidaklah pernah menzalimi hamba-Nya (QS. Ali Imran: 182, An-Nisa: 40, Al-Anfal: 51, Yunus: 44, dan Al-Hajj: 10), tetapi ketahuilah bahwa manusialah yang menzalimi dirinya sendiri.

Demikianlah refleksi bagaimana sedekah memiliki rumus tersendiri berdasarkan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an. Teruslah berbuat baik tan henti. Sekali lagi, bahwa Allah SWT tidak akan pernah menzalimi hamba-Nya. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 10 Agustus 2020. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Adnan, M. Pd. I (Dosen IAIN Lhokseumawe)

Editor: Hakim