Filsafat Ketauhidan Pancasila

 
Filsafat Ketauhidan Pancasila
Sumber Gambar: Tirto.id

Laduni.ID, Jakarta - Pertanyaan: Bagaimana cara menfilsafati pancasila sehingga menimbulkan rasa harmonisasi?

Karena dimungkin ada orang yang masih memperdebatkan dari sila-sila tersebut bahkan ada juga yang mengatakan bahwa sila-sila tersebut saling bertabrakan. Mohon pencerahannya ustad.

Jawab:

Tauhid adalah cerita tentang keragaman dan ketunggalan. Tanpa keragaman dan ketunggalan, tauhid menjadi nirmakna. Seperti taktsir, yang juga cerita tentang ketunggalan dan keragaman.

Tauhid yakni melihat keragaman sebagai hal yang tunggal. Ketunggalan dalam keragaman. Alam bukan keragaman yang tercerai-berai. Alam adalah keragaman yang terajut dalam bingkai ketunggalan. Ada ketunggalan yang meniscayakan setiap entitas saling terhubung satu dengan yang lainnya, dan kita sebut dengan relasi eksistensial.

Intinya, tauhid yakni memandang tunggal yang plural. Sedang taktsir sebaliknya, yaitu memandang plural yang tunggal. Tauhid adalah tunggal dalam plural, sedang taktsir adalah plural dalam tunggal.

Dalam bingkai ke-Indonesia-an, kita ketahui Indonesia bukan negara satu warna. Indonesia adalah negara ragam warna. Namun, ragam warna yang menghiasi Indonesia bukan keragaman yang tercerai-berai. Indonesia adalah keragaman yang saling terhubung, adalah keragaman yang menunggal. Dan benang yang menghubungkan ragam warna dalam Indonesia, kita kenal dengan nama “Pancasila” yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika; yaitu banyak dalam satu, satu dalam banyak.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN