Sekali Lagi: Sufi Dan Sains

 
Sekali Lagi: Sufi Dan Sains
Sumber Gambar: suaradewan.com

Laduni.ID, Jakarta – Budhy Munawar Rachman (admin di Esoterika ini) dalam beberapa minggu terakhir ini sudah menulis kajian atas 10 video yang dibuat oleh Denny JA selama bulan Ramadhan lalu. Total video yang dibuat Denny JA ada 30 buah, semua tentang karya-karya agung dari para sufi serta kehidupan sufi itu sendiri. Masih ada 20 video lagi yang akan dikaji oleh Budhy.

Kemarin tanggal 30 Mei 2021 lalu, Esoterika sudah mendiskusikan 30 video karya Denny JA itu. Kami menghadirkan Prof. Syafaatun Almirzanah, Ph.D. yang disebut dalam website AMINEF sebagai seorang ahli dalam bidang mistisisme sufi di Spanyol Abad Pertengahan, dan mistisisme Katolik di Jerman Abad Pertengahan. Ia juga telah mendalami ilmu perbandingan agama, Syafa menjadi orang Islam pertama yang meraih gelar doktor dari Catholic Theological Union di Chicago pada tahun 2008, secara bersamaan meraih gelar doktor juga di Lutheran School of Theology di Chicago.

Untuk melengkapi kajian tentang sufi dan karya-karya agungnya, saya juga telah menulis 1 artikel (26 Mei lalu) untuk melihatnya dari sudut pandang sains (lihat di sini)

Karena keterbatasan waktu, diskusi 30 Mei itu hanya sempat membahas beberapa video saja. Esoterika merencanakan akan mengadakan diskusi lanjutan di waktu yang belum ditentukan.

Saya menyimak diskusi itu dan menikmati ulasan-ulasan langka dari seorang ahli mengenai sufisme dan Islam. Sambil menyimak saya membuat beberapa coretan di bawah ini yang muncul dari beberapa buku yang telah saya baca sebelumnya:

1. Menurut sains, kegiatan spiritual berbeda dengan kegiatan keagamaan. Ada kegiatan keagamaan yang mengandung nilai spiritual yang tinggi, ada juga yang tidak. Itu juga berarti ada agama yang memiliki praktik spiritual yang lebih banyak dibanding agama lainnya.

2. Ada bagian tertentu di otak yang aktif saat melakukan kegiatan spiritual. Barangkali segera akan ada cara praktis untuk mengaktifkan bagian tertentu ini dengan menggunakan alat atau kegiatan tertentu yang lebih singkat.

3. Bentuk praktik spiritual ini luas, tidak terbatas pada praktik keagamaan. Rumi menari-nari mengikuti irama musik saat melahirkan karya-karya agungnya.

4. Praktik spritual menghasilkan ikatan yang kuat di antara anggota sebuah kelompok. Manusia makhluk sosial yang jika berada dalam kelompoknya, maka ia lebih merasa nyaman atau bahagia, sehingga otaknya bisa berfungsi maksimal, terutama untuk berkreasi.

5. Spiritualisme memberikan ikatan yang lebih kuat lagi, bahkan spiritualisme menjauhkan praktisinya dari agresivitas, atau kecenderungan pada pemaksaan dan kekerasan.

6. Spiritualisme ini di dunia terus berkembang dari abad ke abad melalui lembaga-lembaga (organisasi) agama (kita bisa lihat Hindu, Christianity (Catholic dan Protestant), sufisme dalam Islam, dan lain-lain, bahkan Budhisme berkembang di dunia modern menjadi mindfulness practises.

7. Praktik spiritual yang dalam ini menghasilkan perubahan di otak sehingga berfungsi lebih maksimal:

  1. Pada mereka yang menyukai sastra atau filosofi akan menghasilkan karya-karya yang indah dan dalam, bahkan everlasting masterpiece seperti yang disebut Denny JA dalam 30 videonya.
  2. Pada mereka di bidang lain juga akan menghasilkan karya-karya besar juga (Albert Einstein adalah seorang yang memiliki pengalaman spiritual yang dalam juga).

 

Oleh: M. Jojo Rahardjo – Menulis ratusan tulisan dan ratusan video untuk mempromosikan berbagai riset sains seputar cara memaksimalkan fungsi otak.

Sumber: https://www.facebook.com/groups/Islamilmiahindonesia/permalink/3410265549075910