Buku tentang NU yang Diterbitkan di Kairo

 
Buku tentang NU yang Diterbitkan di Kairo
Sumber Gambar: pameran buku internasional di Kairo (foto ist)

Laduni.ID Kairo - Pada tahun 2019 lalu, ada seorang peneliti dari Mesir yang datang ke Indonesia. Beliau adalah Dr. Musthafa Zahran. Pada lawatannya itu, beliau sempat menghadiri Munas dan Konbes NU di Kota Banjar, Jawa Barat. Kalau tidak salah ingat, beliau juga berkesempatan berbicara pada salah satu forum di acara tersebut.

Baca Juga: Syekh Muhammad Ali as Shabuni, Mufassir dengan 10 Karya Tafsir

Di awal Juli 2021 ini, pameran buku internasional di Kairo kembali digelar. Meski dilaksanakan dengan perubahan jadwal dan protokol kesehatan yang ketat, hal tersebut tak membuat momen pameran terbesar setanah Arab ini kehilangan daya magnetnya. Para penulis dari berbagai bidang keilmuan dan dari berbagai negara berbondong-bondong memamerkan karya terbaru mereka. Tak terkecuali Dr. Musthafa.

Dr. Musthafa, peneliti yang terkenal menekuni tema-tema gerakan keislaman itu, meluncurkan dua karya terbarunya sekaligus: Zaman al-Jaihah; Shu'ud wa Hubuth al-Islamiyyîn dan Afrika; ash-Shu'ud al-Jihadi. Sebagaimana terlihat dari judulnya, pada buku yang kedua, nampak Dr. Musthafa fokus menulis mengenai gerakan jihad beserta perkembangannya di Afrika. Sementara itu, pada buku Zaman al-Jaihah, Dr. Musthafa mengulas gerakan-gerakan keislaman yang berkembang di berbagai penjuru dunia, termasuk NU dan Muhammadiyah.

Kemarin, saya bersama beberapa teman dan senior PCINU Mesir datang ke pameran buku dan mengunjungi stand bukunya Dr. Musthafa. Ternyata sang penulis sedang hadir di sana. Karena tahu kami serombongan merupakan anak NU, beliau pun menyambut dengan hangat dan suasana akrab.

Mas Mu'hid Rahman, aktivis PCINU yang paling senior di antara kami, memperkenalkan satu persatu diri kami kepada Dr. Musthafa. Sang Doktor pun terbelalak begitu tahu bahwa kami yang datang merupakan kader-kader NU dari berbagai lembaga dan banom yang berbeda: ada yang aktif di LBM, lembaga Media, Pagarnusa, dan saya sendiri, aktif di Ansor.

Setelah selesai menandatangani buku-buku beliau yang kami beli, Dr. Musthafa pun mengajak kami berbincang. Beliau berbicara panjang lebar mengenai proses penelitian yang beliau lakukan. Beliau juga mengeluhkan betapa jarangnya publikasi penelitian berbahasa Arab yang menyoroti gerakan-gerakan keislaman yang berkembang di luar wilayah Timur Tengah, khususnya di Asia Tenggara seperti NU dan Muhammadiyah.

Baca Juga: Kitab Risalah Ahlussunah Waljama'ah: Kewajiban Taklid Bagi Orang yang Tidak Mampu Berijtihad

Oleh karenanya, pada buku Zaman al-Jaihah ini, Dr. Musthafa menulis satu pasal khusus yang membahas tentang NU, begitu pula pasal tentang Muhammadiyah. Saya sendiri belum bisa berbicara banyak tentang isi buku ini secara keseluruhan. Akan tetapi, terkhusus mengenai pasal tentang NU, Dr. Musthafa mengulas secara ringkas sejarah NU beserta peran-peran politisnya, mulai dari pendirian Masyumi, keluar dari Masyumi, PPP, kembali ke khittah, keterlibatan NU dengan tentara dalam menghadapi PKI, era reformasi, PKB, Gus Dur, hingga kemudian peran politik NU yang mutakhir; yaitu sikapnya yang tegas dan konfrontasinya dengan kelompok Hizbuttahrir pada era Jokowi.

Secara umum, pada buku ini Dr. Musthafa sudah mengulas peran-peran kenegaraan NU, meskipun dengan sangat ringkas. Barangkali karena pada buku ini beliau juga membahas puluhan organisasi/gerakan keislaman yang lain, maka Dr. Musthafa tak bisa berpanjang lebar pada setiap pasalnya. Untuk pembahasan NU sendiri, Dr. Musthafa memberikan porsi sebanyak 10 halaman.

Baca Juga: Kisah Singkat di Balik Penulisan Kitab Shalawat Dala’il Al-Khayrat

'Ala kulli hal, sebagai salah seorang warga NU, saya sangat berterima kasih dan mengapresiasi karya Dr. Musthafa Zahran ini. Beliau telah membantu mengantarkan NU menuju perbincangan internasional. Namun karena saya belum puas, maka dengan senang hati, saya akan menunggu karya beliau berikutnya. Sebagaimana pada kesempatan kemarin beliau sampaikan, Dr. Musthafa berjanji akan menulis satu buku yang secara khusus mengulas perkembangan gerakan keislaman di Indonesia.

Hilmi S Fuadi