Hari Asyura dan Tragedi Karbala (bagian 3)

 
Hari Asyura dan Tragedi Karbala (bagian 3)
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Peristiwa Karbala dikenang sepanjang masa oleh muslim Syi’ah sebagai sebuah tragedi kemanusiaan terbesar. Sampai hari ini kaum Syi’ah di seluruh dunia, memperingatinya sebagai hari duka nestapa. Hari besar 10 Muharram ini merupakan ritus keagamaan terpopuler dan paling besar dalam tradisi kaum Syiah. Jutaan manusia berkumpul di pusat terbunuhnya Imam al-Husein, Karbala, Irak.

Berbagai acara ritual mengenang kematian al-Husain bin Ali bin Abi Thalib digelar di seluruh penjuru Irak dan Iran, dengan beragam cara. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang sengaja memukul-mukul dada dan melukai tubuh mereka sendiri sampai berdarah-darah, sambil meraung-raung, berteriak-teriak menyebut nama cucu Nabi itu. Cara ini dilakukan guna ikut mengalami penderitaan al-Husein itu yang tak terkirakan. Ekspresi empati.

Para pengikut Ali (Syi’ah Ali) di berbagai negara, memperingati hari Asyura selama 10 hari, sejak tanggal 1 hingga tanggal 10 Muharram. Selama itu, bendera hitam setengah tiang dikibarkan. Selain peringatan tanggal 10 muharram itu, mereka juga menyelenggarakan upacara perkabungan selama 40 hari.

Di Kairo, Mesir terdapat masjid Husein di bilangan yang populer disebut dengan Namanya, Husein, dekat pasar kuno "Khan Khalilil".  Ia berdampingan dengan masjid (Jami’) Al Azhar. Sebagian kaum Syi’ah meyakini bahwa sebagian tubuh Husein dikubur di sana (konon kepalanya).

Sampai hari ini kuburan itu diziarahi banyak orang laki-laki dan perempuan setiap hari dan tak pernah sepi. Di tempat itu mereka berdoa dan menangisi Sayyid Husein. “Waa Husaynaaah... Waa Husaynaaah,” (Duhai Husein.... Duhai Husein.... Oh Husein). Suara-suara duka itu memang memilukan dan menyayat-nyayat hati. Mereka mencintai cucu Rasulullah saw, dan menyesali kematiannya yang tragis itu.

Kaum Sunni juga mencintai cucu Rasulullah ini, demikian pula mencintai anak-anak, menantu beliau, Ali bin Abi Thalib dan keluarganya yang lain. Mereka selalu menyanyikan bait-bait yang berisi puji-pujian bagi mereka dalam banyak keadaan dan situasi. Sebagian orang mengatakan bahwa membaca syair ini pada orang yang sakit demam diyakini bisa menyembuhkannya. Pada waktu aku masih kecil, aku diajari ayah dan kakekku syair itu:

لِى خَمْسَةٌ أُطْفِى بِهَا  حَرَّ اْلوَبَآءِ الْحَاطِمَة

الْمُصْطَفَى وَالْمُرْتَضَى   وَابْنَاهُمَا وَفَاطِمَة

Aku punya lima orang kekasih

Berkat mereka sakit panasku sembuh

Al Musthafa (Muhammad Saw)

Al Murtadha (Ali bin Abi Thalib)

Dua orang puteranya:

Hasan dan Husein

Dan Fatimah.

Do’a ini hendaknya dibaca pada hari Asyura yaitu tanggal 10 Muharram, akan lebih baik jika dibaca berjama’ah selepas melaksanakan shalat maghrib malam 10 Muharram.

اللَّـهُمَّ ياَمُفَرِّجَ كُلِّ كَرْبٍ

وَياَ مُخْرِجَ ذِى النُّوْنِ يَوْمَ عاَشُوْرَاءَ

وَياَجاَمِعَ شَمْلَ يَعْقُوْبَ يَوْمَ عاَشُوْرَاءَ

, وَياَغاَفِرَ ذَنْبِ دَاوُدَ يَوْمَ عاَشُوْرَاءَ

وَياَكاَشِفَ ضُرِّ أَيُّوْبَ يَوْمَ عاَشُوْرَاءَ

وَياَساَمِعَ دَعْوَةَ مُوْسَى وَهاَرُوْنَ يَوْمَ عاَشُوْرَاءَ ,

وَياَخاَلِقَ رُوْحِ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم يَوْمَ عاَشُوْرَاءَ ,

وَياَرَحْمَنُ الدُّنْياَ وَالأَخِرَةِ وَأَطِلْ عُمْرِى فىِ طاَعَتِكَ وَمَحَبَّتِكَ وَرِضاَكَ

ياَأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَأَحْيِنِى حَياَةً طَيِّبَةً وَتَوَفَّنِى عَلَى الإِسْلاَمِ وَالإِيْماَنِ ياَأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ ,

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالحَمْدُ ِللهِ رَبِّ العاَلَمْيَنَ

Ya Allah. Wahai Yang membebaskan segala duka,

Wahai Yang melepaskan Dzin-Nun di hari ‘Asyura,

Wahai Yang menyembuhkan derita Nabi Ya’qub di hari ‘Asyura,

Wahai Yang mengampuni dosa Nabi Daud di hari ‘Asyura,

Wahai Yang menyembuhkan derita Nabi Ayub di hari ‘Asyura,

Wahai Yang mendengar do’a Nabi Musa dan Nabi Harun di hari ‘Asyura,

Wahai Yang menciptakan ruh Nabi Muhammad Saw di hari ‘Asyura,

Wahai Yang mengasihi dunia dan akhirat Panjangkanlah umurku dalam ketaatan beribadah dan cinta kepada-Mu,

Wahai Yang maha Pengasih diantara yang pengasih hidupkan-lah aku dalam kehidupan yang baik, matikanlah aku dalam kepasrahan dan percaya kepada-Mu,

Wahai Yang maha Pengasih diantara yang Pengasih.

Rabu, 18 Agustus 2021

Oleh: KH Husein Muhammad


Editor: Daniel Simatupang