Filsafat Imam Fakhr Razi

 
Filsafat Imam Fakhr Razi
Sumber Gambar: Syihabussaybani

Laduni.ID, Jakarta – Fakhruddin Ar- Rāzi berpendapat Ilmu Pengetahuan Alam adalah bagian dari filsafat (Al-Hikam), secara teoritis filsafat terbagi menjadi beberapa bagian di antaranya filsafat Alam, filsafat Matematika, dan filsafat Metafisika. Jadi filsafat Alam, Matematka dan filsafat Metafisika merupak satu kesatuan. (Rāzi, 1415)

Dalam pandangan Fakhruddin ar-Rāzi, ilmu Alam adalah ilmu yang mengkaji apa-apa yang wujud yang terdiri dari materi. Objek kajian dari ilmu alamnya adalah benda yang mengalami perubahan, dalam bergerak dan tidak bergerak, alias diam (yaskun). (Rāzi, 1415)

Menurut ar-Rāzi, ilmu alam memiliki prinsip-prinsip yang menjadi dasar kepada pembuktian ilmu Alam tersebut prinsip tersebut berasal dari ilmu metafisika dan agama yang diwahyukan kepada Nabi dan Rasul. (Rāzi, 1415) Bagi Ar-Rāzi, alam tidak terlepas dari kuasa dan kehendak Allah, segala fenomena mahluk hidup maupun mati, planet-planet yang bergerak, galaxi, tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia dan lain sebagainya merupakan tanda kebesaran dan keberadaannya Allah.

Menurut Ar-Rāzi (Al Maujudat) atau apa yang ada, dibagi menjadi 2 (Dua) bagian:

1. Wujud yang wajib

Wujud yang wajib yakni Allah SWT. Allah tidak menempati ruang dan tidak pula menempati kepada sesuatu yang menempati ruang.

2. Wujud yang mungkin yakni Alam semesta

Alam adalah mungkin, bukan wajib pada zatnya, terjadi dari sesuatu yang didahului dengan ketiadaan. Kata “Alam” dalam bahasa arab berasal dari kata ‘ilm, yang berasal dari ketiadaan menjadi ada. Sedangkan wujud yang mungkin dibagi menjadi 3 bagian yakni:

a. Sesuatu yang menempati ruang, sesuatu yang menempati ruang dibagi menjadi dua. Pertama, sesuatu yang bisa dibagi, yakni benda. Benda terbagi menjadi dua bagian: Benda-benda yang tinggi dan benda-benda yang rendah, benda-benda yang tinggi meliputi planet-planet, bola-bola langit (Al Aflak), Arsy, Sidratul Muntaha, Lawl, Qolam dan surga, benda benda yang rendah terbagi menjadi dua bagian sederhana dan komplek, benda yang sederhana terbagi empat unsur, sedangkan benda benda komplek ialah tumbuhan, mineral,binatang dan lain lainya.

b. Sesuatu yang menempati kepada sesuatu yang menempati ruang, yakni aksiden (sesuatu yang jatuh pada yang lain), yang menempati materi ataupun subtansi atom. Dapat dikelompokan menjadi sembilan aksiden, kuantitas (kamm), kualitas (kayf), keterkaitan (mudaf), di mana atau tempat (aiyna), kapan (mata), situsai (mauwdu), kepemilikan (mulk), berbuat (fi’il), dan diperbuat/pasif (infial).

c. Sesuatu yang bukan menempati ruang dan bukan menempati pada sesuatu yang menempati ruang. Sesuatu yang bukan menempati ruang dan bukan aksiden adalah ruh-ruh. Ruh dibagi menjadi beberapa bagian, ruh-ruh yang rendah dan ruh-ruh yang tinggi. Ruh yang rendah ada ruh baik dan ruh jahat, ruh baik seperti jin yang baik, ruh yang jahat setan dan lain sebagainya. Sedangkan ruh-ruh yang tinggi ada yang terkait dengan materi seperti jiwa-jiwa yang menggerakan bola-bola langit (Al- Arwah al- Falakiyyah), atau jiwa-jiwa yang tidak terkait dengan materi, yaitu ruh-ruh yang bersih dan suci (Al Arwah Al Mutahharah Al muqoddasah).

Saat ini ilmu Alam sudah banyak dipisahkan oleh hal-hal ruhani, keberadaan eksistensi ruhani sudah dinafikan dari pembahasan entitas-entitas mahkluk ruhani. Pembelajaran ilmu Alam sering mengabaikan pencipta Alam itu sendiri, Alam dikaji sebatas fenomena alam itu. Alam sudah tidak lagi diperlakukan sebagai ayat atau tanda dari keberadaannya Allah SWT.

Catatan penting:

Sebenarnya petualangan Imam ar-Razi dalam dunia filsafat bukan dalam rangka menguatkannya, tapi justru sebaliknya, ia melakukan itu agar bisa menyanggah kekeliruan pemikiran di dalamnya. Sudah pasti untuk mengkritik sebuah pemikiran dengan baik, seorang peneliti haruslah terlebih dahulu memahami seluk beluk pemikiran tersebut secara mendalam, sehingga kritiknya tepat sasaran. Dalam salah satu karyanya, ar-Razi bercerita: 

 وكنا نحن في ابتداء اشتغالنا بتحصيل علم الكلام تشوقنا إلى معرفة كتبهم لنرد عليهم فصرفنا شطرا صالحا من العمر في ذلك حتى وفقنا الله تعالى في تصنيف كتب تتضمن الرد عليهم ككتاب نهاية العقول ، وكتاب المباحث المشرقية ، وكتاب الملخص ، وكتاب شرح الإشارات ، و کتاب جوابات المسائل النجارية، كتاب البيان والبرهان في الرد على أهل الزيغ والطغيان، وكتاب المباحث العادية في المطالب المعادية ، وكتاب تهذيب الدلائل في عيون المسائل ، و كتاب إشارة النظار إلى لطائف الأسرار ۔ وهذه الكتب بأسرها تتضمن شرح أصول الدين وإبطال شبهات الفلاسفة وسائر المخالفين  

“Kami ketika awal menyibukkan diri dengan mempelajari ilmu kalam, kami suka mengenal kitab-kitab para filsuf agar bisa menolak mereka hingga kami menghabiskan separuh umur untuk itu, hingga Allah memberi petunjuk pada kami dalam mengarang kitab-kitab yang memuat penolakan atas mereka. Seperti kitab Nihayat al-Uqul, al-Mabahits al-Masyriqiyyah, al-Mulakhkhas, Syarh al-Isyarat, Jawaba tal-Masa’il an-Najjariyah, al-Bayan wal Burhan fi ar-Radd ‘ala Ahli az-Zaigh wat-Tughyan, al-Mabahits al-‘Adiyyah fi al-Mathalib, al-Ma’adiyah, Tahdzib al-Dala’il Fi Uyun al-Masa’il, dan Isyarat an-Nuddhar ila Latha’if al-Asrar. Kitab-kitab ini semua memuat penjelasan ilmu ushuluddin dan penolakan kritik para filsuf dan seluruh lawan.” (Ar-Razi, I’tiqâd Firaq al-Muslimîn wa al-Musyrikîn, h. 91)

Oleh: Firmansyah Djibran El'Syirazi


Editor: Daniel Simatupang