Kitab Nahwu Karya Imam Sya'rani Ditulis dalam Satu Hari

 
Kitab Nahwu Karya Imam Sya'rani Ditulis dalam Satu Hari
Sumber Gambar: dok. pribadi/FB Fahrizal Fadhil

Laduni.ID, Jakarta – Semalam, saat saya membersihkan lemari kecil yang berisi beberapa kitab, perhatian saya terfokus dengan beberapa kitab yang sudah lama tidak terbaca. Ada kitab Maulid karya Imam Al-Munawi yang dulu pernah saya baca di hadapan Syekh 'Ali Shalih Al-Azhari Al-Naqsyabandi. Ada kitab Al-Mustardha, sebuah kitab yang menafsirkan ayat 5 dari Surat Adh-Dhuha karya Syekh Manshur Al-Thablawi (W. 1014 H). Ada juga kitab yang menarik; kitab Nahwu karya seorang ulama Sufi yang sangat terkenal yaitu Imam Sya'rani (W. 953 H).

Kitab tersebut berjudul Lubab Al-'Irab Al-Mani' min Al-Lahni fi Al-Sunnah wa Al-Kitab. Dari ukuran kitab terlihat kitab ini disajikan untuk orang yang baru saja memulai belajar ilmu Nahwu. Ternyata seperti itu adanya. Kitab ini ditulis oleh Imam Sya'rani untuk para Sufi agar tidak terlalu buta dengan ilmu Nahwu supaya saat membaca Al-Quran dan Hadis tidak terjadi kesalahan dalam membaca.

Imam Sya'rani sendiri dalam ilmu Nahwu tidak lagi diragukan. Perjalanan beliau mendalami ilmu ini dimulai dengan menghafal Jurumiyyah yang disetorkan kepada saudaranya: Syekh Abdul Qadir. Kemudian melanjutkan dengan menghafal Alfiyyah Ibnu Malik dan mengaji Syarah Ibnu Aqil kepada Syekh Aminuddin dan Syekh Syamsuddin Al-Dawakhili. Di sela-sela mengaji, beliau juga membaca banyak syarah dari Alfiyyah serta meringkasnya dan menjadikannya sebagai catatan pinggir. Selain kepada dua guru tersebut, beliau juga mengaji Nahwu kepada banyak guru lainnya.

Maka bukan hal yang aneh jika kitab Nahwu yang ditulis oleh Imam Sya'rani ini hanya menghabiskan waktu satu hari satu malam, beliau menyebutkan dalam muqaddimah kitab tersebut:

و بعد؛ فهذا كتاب نفيس اقتبسته من نور كلام العرب الفصحاء في نحو يوم.

"Ini adalah kitab berharga yang isinya hasil kutipan aku dari kalam bangsa Arab yang fushah dalam jangka waktu kira-kira satu hari."

Kitab kecil ini tersusun dari 6 bab dan satu fasal sebagai penutup. Bab awal berisi tentang apa itu isim beserta beberapa pembahasan. Bab dua berisi al-marfu'at. Bab tiga berisi al-manshubat. Bab empat berisi al-majrurat dan al-majzumat. Bab lima berisi tawabi' al-'irab. Bab enam berisi 4 bab yang tidak berkaitan dengan 'irab. Dan penutupan berisi dengan ringkasan dari ilmu Nahwu.

Muhaqqiq kitab ini, Syekh Musthafa Abu Zaid Al-Azhari mengatakan bahwa intelektualitas Imam Sya'rani dalam ilmu Nahwu terlihat dalam kitab ini pada tiga sisi. Pertama, Imam Sya'rani menyelesaikannya dalam waktu satu hari, padahal kandungan isinya sangat padat dan luas. Oleh karena itu, Imam Al-Mallawi dan Syekh Al-Ghanimi menuliskan kitab penjelasan atas kitab ini.

Kedua, Imam Sya'rani menyebutkan dalam bab al-marfu'at adanya huruf-huruf yang dapat beramal rafa' pada isim. Misalnya (هل زيد قائم) Zaid dan Qaim dalam kasus ini dirafa'kan oleh (هل) dalam Mazhab Kufah. Imam Al-Mallawi selaku pemberi syarah saat menanggapi kalimat tersebut berkata:

و المصنف له اطلاع واسع، فلعله رأى ذلك في غير الكتب المشهورة.

"Penulis kitab ini (Imam Sya'rani) memiliki referensi yang sangat luas. Mungkin beliau mendapatkan pendapat ini dari kitab-kitab langka yang tidak terkenal."

Ketiga, Imam Sya'rani saat menjelaskan bab Badal, beliau menyatakan bahwa Badal Ghalath tidak terdapat contohnya baik dalam Al-Quran maupun Syi'ir Arab. Ini menunjukkan bahwa luasnya buku yang dibaca oleh Imam Sya'rani sehingga lahirlah kesimpulan ini.

~~

Fustat, 28 September 2021

Oleh: Fahrizal Fadhil


Editor: Daniel Simatupang