Hubbul Wathon Minal Iman adalah Hadis? Berikut Penjelasan Ustaz Ma’ruf Khozin

 
Hubbul Wathon Minal Iman adalah Hadis? Berikut Penjelasan Ustaz Ma’ruf Khozin
Sumber Gambar: Capture Video Spectrum

Laduni.ID, Jakarta – Nahdlatul Ulama (NU) selalu mengkampanyekan slogan “Hubbul Wathon minal Iman”, slogan yang sejak tahun 1914 telah dijadikan komitmen oleh seluruh ulama Nusantara. Lalu oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, muncul fatwa yang saat ini menjadi slogan NU dalam mengkampanyekan kecintaan umat Islam terhadap tanah air Indonesia.

Sebenarnya dari mana fatwa Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari ini muncul?

KH Said Aqil Siradj, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pernah mengisahkan awal munculnya fatwa hubbul wathon minal iman. Saat itu, di bawah komando KH Hasyim Asy’ari dan para ulama NU lainnya, masyarakat serta santri dibangkitkan rasa nasionalismenya. Diperkuat lagi ketika utusan Presiden Soekarno datang kepada KH Hasyim Asy’ari, untuk meminta jawaban terkait hukum membela dan mempertahankan negara dari tangan penjajah.

Dalam sebuah potongan video berdurasi 1 menit 48 detik yang diunggah di laman Facebook pribadinya, Ustaz Ma’ruf Khozin menjelaskan bahwa hubbul wathon minal iman bukanlah sebuah hadis, tapi makna yang terkandung didalamnya sudah benar.

“Jadi begini, ketika kita buka di kitab-kitab hadis hubbul wathon minal iman itu bukan hadis, ulama sepakat itu. Redaksi itu bukan hadis, tapi substansi maknanya sudah tepat,” kata Ustaz Ma’ruf Khozin dalam sebuah wawancara yang diselenggarakan oleh SPECTRUM, Kamis (9/12/2021).

Karena dulu, lanjutnya, saat Nabi Hijrah ke Kota Madinah dan meninggalkan Kota Mekkah, banyak dari para sahabat yang tidak betah dinggal di Madinah. Sebagian merasa tidak betah karena mereka harus meninggalkan keluarganya, dan sebagainya. Melihat kegelisahan para sahabat, lalu Nabi Muhammad SAW berdoa:

Allahumma habbib ilainal madinah kahubbina makkah aw asyaddah

“Ya Allah jadikan kami cinta Madinah, sebagaimana saya cinta kepada Mekkah atau bahkan melebihi dari pada Mekkah.”

“Jadi, Nabi ketika berada di Mekkah Nabi mencintai Negeri Mekkah. Ketika Nabi hijrah ke Madinah, Nabi mencintai Madinah. Jadi di mana negri kita berpijak, di situ sebuah negeri yang kemudian kita tanamkan kecintaannya,” ujar beliau.

Hubbul wathon minal iman tidak melenceng dari substansi doa nabi, sebagaimana yang dikatakan Al-Hafidz As-Sakhawi 831 H atau 1427 M:

ﺣﺐ اﻟﻮﻃﻦ ﻣﻦ اﻹﻳﻤﺎﻥ، ﻟﻢ ﺃﻗﻒ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﻣﻌﻨﺎﻩ ﺻﺤﻴﺢ

“Cinta tanah air adalah bagian dari iman, saya tidak menemukan sebagai hadis, tapi maknanya sudah benar.” (Al-Maqashid Al-Hasanah, 1/297)

“Kita tidak dilahirkan di negeri Arab, kita tidak dilahirkan di negeri Eropa, kita tidak terlahir di benua manapun. Kita lahir di Indonesia, ya di sini. Substansi hadis itu kita terapkan di sini, kita mencintai tanah air Indonesia ini. Kenapa? Nabi yang ajarkan, Nabi yang ajarkan tentang cinta tanah air,” pungkasnya.


Editor: Daniel Simatupang