Ungkap Gaya Kepemimpinan KH. Miftachul Akhyar, Buya Anwar Abbas Ingin Kiai Miftah Tetap Pimpin MUI

 
Ungkap Gaya Kepemimpinan KH. Miftachul Akhyar, Buya Anwar Abbas Ingin Kiai Miftah Tetap Pimpin MUI
Sumber Gambar: Majelis Ulama Indonesia

Laduni.ID, Jakarta – Nahdlatul Ulama (NU) telah resmi memilih nahkoda baru kepemimpinan, dalam Muktamar ke-34 NU di Lampung (22-24 Desember 2021) terpilih KH. Miftachul Akhyar sebagai Rais ‘Aam dan KH. Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU masa khidmat 2021-2026.

Dipilihnya KH. Miftachul Akhyar sebagai Rais ‘Aam merupakan keputusan dari 9 ulama sepuh yang disebut sebagai Ahlul Ahli wal Aqdi (AHWA). Sebelumnya, KH. Miftachul Akhyar menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025 menggantikan KH. Ma’ruf Amin yang mengundurkan diri setelah menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.

Dalam musyawarah mufakat para anggota AHWA, diharapkan kepada Rais ‘Aam terpilih untuk tidak menjabat dalam organisasi lain. Artinya, Rais ‘Aam diharapkan untuk fokus dalam membesarkan NU dan mengurusi umat, tanpa harus menjabat di organisasi lain.

Di sisi lain, Buya Anwar Abbas, Wakil Ketua MUI yang juga tokoh senior Muhammadiyah menyampaikan permohonan dari lubuk hati yang paling dalam untuk tetap menjadi Ketua Umum MUI.  Hal tersebut disampaikan Buya Anwar dalam sambutannya pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Lembaga Penanggulan Bencana Majelis Ulama Indonesia (LPB MUI) di Hotel Gren Alia Cikini Jakarta, Senin (27/12/2021).

“Saya minta betul ini ya, saya minta betul lah kepada teman-teman saya dari NU ya, supaya melobi siapapun yang bisa dilobi gitu ya, agar ketua umum kita ini (KH. Miftachul Akhyar) tetap menjadi Ketua Umum MUI,” ujar Buya Anwar Abbas sebagaimana dikutip dalam Youtube Official TVMUI.

Buya Anwar Abbas yakin walaupun KH. Miftachul Akhyar menjabat sebagai Rais ‘Aam PBNU, Kiai Miftach dapat juga melaksanakan tugas-tugas Ketua Umum MUI. Lebih lanjut, Buya Abbas menegaskan bahwa NU bukan hanya untuk NU saja, melainkan NU didirikan untuk kepentingan umat, bangsa, dan kemanusiaan.

“Oleh karena itu, bagi saya, terus terang saja, kehadiran Bapak KH. Miftachul Akhyar di MUI mempimpin kita-kita (pengurus MUI) ini sebuah tuntutan. Kalau bagi kitanya, bagi saya sendiri (adalah) sebuah keinginan saya,” kata Buya Abbas.

Buya Anwar Abbas mengaku gaya kepemimpinan yang ditunjukkan KH. Miftachul Akhyar sangat memotivasi. Sikap tawadhu yang ditunjukkan oleh KH. Miftachul Akhyar dalam mata Buya Abbas merupakan modal Kiai Miftah dalam memimpin MUI.

Di bawah kepemimpinan KH. Miftachul Akhyar, MUI banyak melakukan kegiatan, khususnya turut serta dalam penanganan Covid-19. Hal tersebut Buya Abbas akui selama dirinya menjabat sebagai Wakil Ketua Umum MUI, berbeda ketika saat dirinya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal MUI.

“Ya karena menurut saya, Pak Kiai Miftachul Akhyar memberi kebebasan kepada masing-masing ketua bidang untuk berbuat, yang penting bagi beliau koridornya kita perhatikan,” lanjut Buya Abbas.

Jikalau perlu, lanjutnya, MUI akan melakukan kunjungan silaturahmi kepada Rais ‘Aam dan Ketua Umum PBNU terpilih untuk meminta kebesaran hati NU membolehkan KH. Miftachul Akhyar tetap menjalankan tugasnya sebagai Ketua Umum MUI.

 “Karena menurut saya, jauh lebih besar. Dan menurut saya ya, orang yang tau tentang agama tentu akan bicara tentang maslahat. Apalagi Nahdlatul Ulama, al maslahatul ‘ammah muqoddamah 'alal maslahatul qashah, kemaslahatan yang lebih besar harus didahulukan daripada kemaslahatan yang lebih kecil,” pungkas Buya Abbas.


Editor: Daniel Simatupang