Akhlak Mulia: Kejujuran Akan Berbuah Manis

 
Akhlak Mulia: Kejujuran Akan Berbuah Manis
Sumber Gambar: Foto ist

Laduni.ID, Jakarta – Dalam kehidupan sehari-hari pasti kita pernah mendengar pepatah “siapa yang jujur bakal mujur.” Petuah ini ingin menunjukan kepada kita bahwa kejujuran itu sangatlah penting bagi yang menginginkan kehidupannya dipenuhi mujur.

Pertanyaannya, apakah petuah ini benar adanya di kehidupan dunia nyata.? Al kisah seorang budak pengembala kambing yang berkata selalu jujur, dan bahkan dirinya rajin berpuasa walaupun sedang mengembala kambing dengan cuaca yang begitu panas.  

Abdullah bin Umar, bersama Nafi’ dan beberapa orang pergi mengunjungi sebuah tempat di Madinah, bagian pinggir. Karena lelah dan lapar mereka beristirahat di suatu tempat untuk menyantap makanan. Saat itu, ada seorang budak yang sedang menggembala kambing lewat di dekat mereka.

Melihatnya, Abdullah bin Umar memangilnya untuk menawarinya makan, “Kesinilah! mari kita makan bersama.”

“Maaf, saya sedang berpuasa,” jawab penggembala itu singkat.

“Apa? Dalam keadaan menggembala kambing di tengah perbukitan seperti ini kamu masih berpuasa? Apalagi cuaca sedang panas-panasnya,” kata Abdullah bin Umar seakan tidak tidak percaya.

Penggembala kambing itu menjelaskan bahwa ia tidak ingin menyia-siakan hari-harinya. Ia berharap waktunya berjalan dengan penuh makna. Jawaban yang diutarakan penggembala itu membuat Abdullah bin Umar semakin takjub dengannya.

Abdullah bin Umar akhirnya ingin menguji ketaatan penggembala itu. Ia pura-pura menawarkan bantuan. Ia bertanya kepada penggembala itu, siapa tau ia berkenan menjual salah satu kambing yang ia gembala kepadanya (Abdullah). Alasan yang diutarakan Abdullah bin Umar adalah jika kambing itu bisa ia beli satu saja, maka ia akan potong.

Setelah dipotong, maka sebagiannya akan diberikan kepada penggembala itu agar bisa ia gunakan untuk berbuka puasa. Penggembala itu menjawab dengan penuh kepolosan dan apa adanya, “Kambing itu milik majikanku. Bukan milikku”.

Abdullah bin Umar masih mendesak agar penggembala itu mau menyerahkan atau menjual satu kambing itu kepadanya. Bahkan ia juga mengajarkan dan menawarkakn satu trik untuk berbohong dan berkilah, “Kan nanti kamu bisa berkata kepada majikanmu bahwa kambingnya mati dimakan srigala”.

Ternyata penggembala itu tak mau tergiur sama sekali dengan trik yang disarankan Abdullah bin Umar. Ia justru mengatakan dengan jawaban yang sangat luar biasa. Ia berkata, “Lalu, dimana Allah?”.

Kalimat yang baru saja dikatakan penggembala itu membuat Abdullah bin Umar tertarik. Ia mengulang-ulang kalimat itu, “Lalu, dimana Allah?”

Mereka pun akhirnya berpisah. Dan setelah Abdullah bin Umar kembali ke kediamannya, ia menemui majikan penggembala itu. Ia membeli budak yang menggembala kambing itu. Juga, ia beli seluruh kambing miliknya.

Oleh Abdullah bin Umar, budak yang baru saja dibelinya itu ia merdekakan. Kambing-kambing itu pun ia berikan kepada penggembala itu. Alhamdulillah.

Sumber: Al-Azhar, Tim Lajnah Ulama. al-Muntakhab fi Tafsir al-Qur’an al-Karim. Mesir: al-Majlis al-A’la, 1995.


Editor: Nasirudin Latif