Inilah Jenis Rezeki yang Jarang Kita Syukuri

 
Inilah Jenis Rezeki yang Jarang Kita Syukuri
Sumber Gambar: Ahsanjaya dari Pexels

Laduni.ID, Jakarta – Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu sangat sering mendengar kata rezeki. Rezeki yang halal, rezeki yang baik, rezeki yang banyak. Selama ini, rezeki selalu diidentikkan dengan uang. Padahal jika kita mau menelaah lebih dalam dari substansinya, rezeki ternyata tak hanya selalu tentang uang.

Ada satu kalimat yang memiliki makna luas disitu. "Segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan(yang diberikan oleh Tuhan)." Yang dipakai untuk memelihara kehidupan tentu saja bukan hanya uang. Ternyata jika kita selami maknanya, rezeki pun boleh berbentuk banyak nikmat lain.

Apa sajakah itu? Nikmat lain tersebut diantaranya adalah rezeki kesehatan, siapa yang ingin sakit berlama-lama? Semua orang tentu ingin sehat agar dapat menjalankan aktivitas seperti biasa. Boleh pergi bekerja, boleh pergi ke sekolah, boleh merasakan lezatnya makanan. Bayangkan jika Allah tak memberikan rezeki sehat pada kita, kita tentu akan kesulitan karena harus merasakan sakit, harus pergi ke dokter yang biayanya pun tak sedikit, harus istirahat yang berarti bagi pekerja tak lagi bisa cari duit. Begitu pentingnya rezeki kesehatan bagi kita sehingga dalam tiap harinya memang harus disyukuri lebih banyak lagi. Alhamdulillah, terimakasih YaAllah.

Rezeki kedua yang patut disyukuri pun yaitu kehidupan keluarga yang tentram dan bahagia. Semua orang menginginkan kehidupan keluarga yang tentram. Boleh setiap hari bercengkrama dengan kedua orang tua, rumah yang dipenuhi kasih sayang, pembentukan nilai karakter yang baik. Bayangkan jika Allah tak memberikan rezeki ini, kita harus berkesah setiap hari karena tak dapat seutuhnya mendapat kasih sayang orangtua, atau melihat orang tua bertengkar, atau kita merasa tak nyaman untuk pulang ke rumah sendiri. Padahal dalam suatu pepatah mengatakan, "Rumahku adalah syurgaku." Sosok keluarga harusnya boleh menjadi sebaik-baiknya tempat berpulang setelah Allah SWT.

Rezeki ketiga yaitu nikmat iman dalam islam dan jiwa yang bersih. Kita terlahir sebagai seorang muslim dan muslimah juga suatu rezeki besar. Sedari dini kita telah diajarkan orangtua untuk mencintai Allah, diajarkan untuk menjadi ahli syurganya. Bayangkan jika Allah tidak memberi rezeki ini pada kita, kita harus melewati prosesi panjang dulu untuk bisa mendapat hidayah menjadi muallaf, harus ekstra belajar sejak dini untuk mencintai Allah, belajar membaca Al-qur'an, belajar menyesuaikan diri. Maka terlahir sebagai seorang muslim menjadi hal yang patut kita syukuri sepenuh hati.

Kemudian rezeki anak yang sholeh. Setiap orangtua tentu menginginkan putra-putrinya menjadi anak yang sholeh dan sholeha. Pertumbuhan anak, memiliki pengaruh paling besar selain dari keluarga pun dari lingkungan. Ketika seorang anak mulai belajar bersosialisasi, mereka akan mulai dapat memilih bagaimana mereka ingin membentuk diri. Dan ketika Allah telah memilih untuk melembutkan hati anak tersebut agar dapat taat, bertaqwa dengan menjalankan apa yang diperintahkan agama dan menjauhi apa yang dilarang. Insyaallah ia akan tumbuh menjadi seorang yang sholeh dan sholeha. Menjadi seorang anak yang tak pernah putus mendoakan orangtua, memohon agar kelak ayah ibunya dapat terpilih masuk ke syurga.

Lalu rezeki lainnya yaitu memiliki sahabat yang baik. Ketika kita tengah berada dalam kesulitan, ada seseorang yang selalu mau membantu. Dalam suka maupun duka ia yang selalu berada di samping jiwa. Allah mengirimkan pertolongannya melalui perantara seorang manusia, itulah sahabatmu yang senantiasa setia. Allah berikan rezeki ini agar kita tak merasa sendiri di dunia fana ini. Alhamdulillah.

Ternyata rezeki boleh berwujud dalam berbagai bentuk. Masya Allah, begitu besarnya kuasa Allah. Sebagai hamba yang mencintainya kita pun harus lebih banyak lagi mensyukuri diri, atas begitu banyaknya rezeki yang telah Allah beri. Lebih banyak lagi memuji sang illahi.

Nasihat Luqman Al-Hakim Kepada Putranya Amiril Mukminin Sayidina Ali bin Abi tholib pernah meriwayatkan dalam salah satu nasihat Luqman Al-Hakim kepada putranya, beliau berpesan :

“Wahai putraku, hendaklah orang yang lemah keyakinannya dalam mencari rezeki merenungkan bahwa Allah swt telah menciptakan dia dalam tiga kondisi yang sangat lemah. Dan dalam tiga kondisi tersebut Allah swt selalu mengirimkan rezekinya tanpa ia mencarinya. Oleh karenanya, Allah swt pasti akan memberikan rezeki kepadanya pada kondisi yang keempat.

Pertama, ketika ia masih dalam rahim ibunya. Allah SWT memberi rezeki kepadanya dan menempatkannya di tempat yang sangat aman, tidak merasakan panas dan dingin.

Kedua, setelah itu ia keluar ke dunia dalam kondisi yang sangat lemah dan Allah cukupkan rezekinya dengan air susu ibunya. Dan dengan orang tua yang merawatnya, semua rezeki ini diberikan dalam kondisi bayi ini tak memiliki kemampuan apa-apa.

Ketiga, saat ia disapih oleh sang ibu maka Kami tentukan rezekinya telah ditanggung oleh kedua orang tuanya. Bagaimana mereka berdua selalu memberikan apa yang dibutuhkan anaknya, bahkan siap berkorban dengan diri mereka agar rezeki itu sampai kepada putranya.

Dalam tiga kondisi ini manusia dalam posisi yang sangat lemah dan tidak memiliki kemampuan apapun, namun Allah swt menjamin rezekinya sampai kepadanya. Lalu kemudian, apakah di kondisi keempat disaat dia dewasa dan mampu untuk berpikir dan berusaha mencari rezeki lalu Allah swt tidak memberikannya?

Apakah ia akan gelisah, takut dan berburuk sangka kepada Allah swt tentang masalah rezeki? Sementara disaat ia tidak mampu apa-apa Allah telah menjamin rezekinya?

Apakah ia akan kikir karena takut miskin? Tidakkah ia percaya terhadap janji Allah untuk mengganti semua harta yang ia keluarkan di jalan-Nya dengan balasan yang berkali lipat?

Maka wahai putraku, seburuk-buruk hamba adalah hamba yang semacam ini !”

Dari nasihat Luqman ini harusnya kita sadari bahwa Al-Qur’an telah banyak menjelaskan bahwa alangkah durhakanya manusia yang tidak tau terima kasih dan selalu berburuk sangka kepada Allah SWT.

قُتِلَ ٱلۡإِنسَٰنُ مَآ أَكۡفَرَهُۥ

Artiny: “Celakalah manusia! Alangkah kufurnya dia !” (QS.’Abasa:17)

Khususnya dalam urusan rezeki, banyak sekali manusia yang berburuk sangka kepada Allah, hingga ia harus mencari rezeki dari jalan yang haram, seakan-akan ia tidak akan mendapat rezeki dari jalan yang halal.

Dalam sebuah ayat yang berkaitan dengan rezeki, Allah SWT telah menamakan Diri-Nya dengan Yang Maha Memberi Rezeki kemudian digandengkan dengan dua sifat kekuatan dan kekuaasaan-Nya, agar manusia yakin bahwa Dia-lah Yang Maha Kuasa dan Dia-lah Yang Memberi Rezeki. Allah SWT berfirman:

 إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلرَّزَّاقُ ذُو ٱلۡقُوَّةِ ٱلۡمَتِينُ

Artinya: “Sungguh Allah, Dialah Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS.Adz-Dzariyat:58)

Karena itu jangan pernah berburuk sangka kepada Allah SWT, bila rezeki kita telah dijamin oleh Allah dalam kondisi kita yang terlemah, maka mustahil Allah akan menelantarkan kita dalam kondisi kita telah diberi kemampuan dan kekuatan.


Editor: Nasirudin Latif